Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Ekonomi Asia Tenggara menunjukkan ketahanan yang kuat pada kuartal keempat 2024 meskipun menghadapi ketidakpastian global. Berikut adalah tinjauan ekonomi dari enam negara utama di kawasan ini:

Indonesia
Perekonomian Indonesia tumbuh 5,02% YoY pada Q4 2024, sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Sektor jasa, perdagangan, dan pertambangan menjadi pendorong utama, sementara konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,98% mendukung pertumbuhan. Ekspor Indonesia naik 8,03%, didorong oleh komoditas dan kendaraan bermotor, sementara sektor manufaktur tumbuh 4,89%. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,91%, dan inflasi tercatat 1,57%.

Malaysia
Ekonomi Malaysia tumbuh 5,0% pada Q4 2024, sedikit melambat. Konsumsi swasta meningkat 4,9%, sementara ekspor tumbuh 7,3%. Sektor manufaktur mengalami pertumbuhan yang lebih lambat, hanya 4,4%. Tingkat pengangguran stabil di 3,2%, dan inflasi turun menjadi 1,8%. FDI (Foreign Direct Investment) atau Investasi Langsung Asing Malaysia mencapai 18,4 miliar ringgit pada kuartal ini, dengan sektor jasa dan manufaktur menjadi penerima utama.

Filipina
Filipina mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,2% pada Q4 2024, stabil dari kuartal sebelumnya. Sektor jasa meningkat 6,7%, tetapi sektor pertanian terkontraksi karena cuaca buruk. Ekspor tumbuh 3,2%, didorong oleh ekspor jasa. Sementara konsumsi rumah tangga tumbuh 4,7%, lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Perekonomian Filipina tumbuh 5,6% sepanjang 2024, sedikit di bawah target pemerintah.

Singapura
Singapura mencatatkan pertumbuhan PDB 5,0% pada Q4 2024, dengan sektor perdagangan grosir dan manufaktur sebagai pendorong utama. Ekspor barang mengalami pemulihan dengan pertumbuhan 6,6%. Pasar tenaga kerja stabil, dan inflasi turun menjadi 1,6%. Arus masuk modal asing meningkat signifikan menjadi US$45,6 miliar pada kuartal ini.

Thailand
Thailand tumbuh 3,2% pada Q4 2024, didorong oleh sektor jasa, termasuk akomodasi dan transportasi. Ekspor meningkat 10,6%, sementara manufaktur tumbuh 0,2%. Tingkat pengangguran menurun menjadi 0,88%, dan inflasi naik menjadi 1,0%. FDI mencapai US$8,51 miliar, dengan manufaktur dan industri digital sebagai sektor utama.

Vietnam
Vietnam mencatatkan pertumbuhan 7,55% pada Q4 2024, didorong oleh sektor jasa dan perdagangan. Ekspor tumbuh 11,5%, terutama pada barang elektronik dan tekstil. Industri mengalami pertumbuhan 7,9%. Inflasi turun menjadi 2,87%, lebih rendah dari target pemerintah, sementara dong Vietnam melemah terhadap dolar AS.


Secara keseluruhan, meskipun tantangan global, ekonomi Asia Tenggara tetap stabil pada Q4 2024. Meskipun ada risiko dari fluktuasi harga komoditas dan ketidakpastian global, prospek ekonomi kawasan ini tetap positif.

Artikel ini telah diterbitkan oleh McKinsey, dengan judul Southeast Asia Quarterly Economic Review: Steady Amid Uncertainty. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.