Artikel

Artikel2021-01-27T19:01:07+07:00

Panduan Adopsi AI Secara Bertanggung Jawab

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan pembelajaran mesin (Machine Learning) semakin meluas di sektor swasta. Teknologi ini membantu perusahaan dalam meningkatkan operasi, efisiensi, dan pertumbuhan. Namun, banyak perusahaan masih menghadapi tantangan seperti kurangnya keterampilan, strategi yang tidak jelas, dan kualitas data yang rendah. Laporan ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi organisasi dalam mengadopsi solusi AI/ML yang bertanggung jawab dan etis.

 

Pada tahun 1990-an, algoritma pembelajaran mesin mulai mengubah AI dengan memungkinkan analisis data besar dan prediksi yang lebih akurat. AI kini memberikan banyak manfaat, seperti otomatisasi tugas, pengoptimalan harga, identifikasi peluang bisnis, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Untuk memanfaatkan AI sepenuhnya, perusahaan perlu berinvestasi dalam infrastruktur, sumber daya manusia, dan teknologi.

 

Pasar AI global diperkirakan mencapai $1.500 miliar pada tahun 2030. Dalam pertumbuhan yang pesat ini, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa solusi AI yang mereka gunakan selaras dengan tujuan bisnis, etika, dan nilai-nilai organisasi. Berikut panduan untuk memastikan penerapan AI yang bertanggung jawab.

 

Faktor Utama dalam Adopsi AI

  1. Penyelarasan Strategi Bisnis:

– Memastikan strategi AI mendukung tujuan perusahaan.

– Menyelaraskan AI dengan visi dan strategi jangka panjang organisasi.

 

  1. Kasus Bisnis:

– Menilai keuntungan non-moneternya.

– Mengoptimalkan Return on Investment (ROI) dan mengelola total biaya.

 

  1. Integrasi Teknologi dan Data:

– Memenuhi persyaratan data dan peraturan.

– Mengelola data yang di-outsourcing.

 

  1. Penyelarasan Etika:

– Menjamin bahwa AI selaras dengan nilai-nilai organisasi.

– Memastikan implementasi yang etis dan adil.

 

  1. Penilaian Risiko:

– Mengidentifikasi dan menilai risiko.

– Melakukan penilaian dampak awal.

 

  1. Sistem AI yang Gesit dan Kolaboratif:

– Memastikan ketersediaan sistem AI yang terukur.

– Mengintegrasikan aplikasi AI ke dalam proses tim pengiriman.

 

Strategi Pengadaan AI yang Bertanggung Jawab

  1. Strategi Bisnis:

– Menilai dampak AI pada keputusan bisnis dan hasil.

– Menyelaraskan tujuan bisnis dengan kemampuan AI.

 

  1. Strategi Komersial:

– Mengidentifikasi solusi AI yang sesuai dengan persyaratan komersial.

– Memastikan ROI dan mengelola ketidakpastian hasil bisnis.

 

  1. Strategi Data:

– Menyediakan data yang relevan dan menilai kualitasnya.

– Merencanakan strategi data masa depan dan tata kelola data.

 

  1. Etika dan Keberlanjutan:

– Mengelola bias dan memastikan standar etika dalam sistem AI.

– Mengatasi risiko etika dan memastikan dampak positif.

 

  1. Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan:

– Menetapkan kebijakan dan akuntabilitas untuk penggunaan AI.

– Mengelola risiko data, keamanan siber, dan kepatuhan hukum.

 

Dengan mengikuti panduan ini, organisasi dapat mencapai tujuan bisnis mereka sambil mempertimbangkan aspek etika, data, dan risiko. Adopsi AI yang bertanggung jawab akan membantu perusahaan untuk tidak hanya tumbuh dan berkembang, tetapi juga menjaga integritas dan kepercayaan dalam penggunaan teknologi canggih ini.

Artikel ini telah diterbitkan oleh World Economic Forum, dengan judul Adopting AI Responsibly: Guidelines for Procurement of AI Solutions by the Private Sector. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Manajemen Risiko Alam: Mulai dari Pemahaman hingga Tindakan

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Bisnis modern tidak bisa mengabaikan ketergantungan pada alam dalam memasok barang dan jasa yang sangat dibutuhkan. Pemahaman mendalam tentang hubungan ini menjadi kunci pertama dalam pengelolaan risiko dan peluang yang dihadapi.

Ketergantungan Bisnis pada Alam

Setiap perusahaan, pada tingkat tertentu, bergantung pada alam. Alam menyediakan sumber daya berharga seperti kayu dan air, serta menyediakan perlindungan dan pemurnian lingkungan. Tanah subur, serangga penyerbuk, dan berbagai layanan ekosistem lainnya mendukung produksi dan operasi bisnis. Dari segi ekonomi, sekitar 55% dari produk domestik bruto (PDB) global—setara dengan sekitar US$58 triliun—bergantung pada alam dalam tingkat sedang atau tinggi.

Paparan Risiko Bisnis terhadap Alam

Paparan risiko bisnis terhadap gangguan alam sangatlah luas. Di beberapa industri, seperti pertanian dan kehutanan, seluruh nilai ekonomi operasi perusahaan dapat terhapus karena gangguan terhadap ekosistem. Bahkan di industri lain, setidaknya 35% nilai ekonomi operasi perusahaan menunjukkan ketergantungan yang tinggi atau sedang pada alam, yang berarti gangguan ekosistem dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Tantangan bagi Investor

Investor juga tidak luput dari paparan risiko alam. Lebih dari separuh nilai pasar perusahaan tercatat pada 19 bursa saham besar memiliki risiko terkait alam, karena ketergantungan perusahaan tercatat pada alam yang moderat atau tinggi.

Tindakan yang Diperlukan

Mengingat risiko yang semakin meningkat akibat penurunan kualitas alam, pemimpin bisnis harus mengambil tindakan konkret. Salah satunya adalah dengan mengukur ketergantungan dan dampak alam pada operasi perusahaan serta mengevaluasi risiko dan peluang yang terkait.

Pentingnya Kesadaran dan Tindakan

Semua industri, tanpa terkecuali, memiliki paparan terhadap risiko alam dalam rantai nilai mereka. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan inventarisasi barang-barang yang digunakan dan menelusuri sumber biologisnya. Hal ini akan membantu dalam memahami ketergantungan dan dampak alam yang mendasari operasi bisnis.

Inisiatif untuk Pengelolaan Risiko dan Peluang

Pengelolaan risiko dan peluang alam tidak hanya menjadi tanggung jawab bisnis, tetapi juga merupakan kewajiban moral dan lingkungan. Perusahaan perlu mencari model bisnis yang ramah lingkungan, mengukur dan melaporkan dampaknya secara transparan, serta menetapkan ambisi untuk memitigasi risiko dan menciptakan nilai dengan mengelola interaksi dengan alam dengan lebih baik.

Kesimpulan

Penurunan yang drastis di alam menuntut para pemimpin bisnis untuk tidak lagi mengabaikan risiko yang berasal dari kerentanan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dengan memahami ketergantungan perusahaan pada alam, langkah selanjutnya adalah menentukan ancaman dan peluang yang mungkin dihadapi serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk menuju masa depan yang berkelanjutan bagi bisnis dan masyarakat.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PWC, dengan judul Managing Nature Risks: From Understanding to Action. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Kunci Sukses Perencanaan Bisnis dengan Teknologi Kecerdasan Buatan

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Mengelola sebuah bisnis itu sulit, terutama saat dunia terus berubah dan sulit ditebak. Kita sering membuat rencana bisnis, tapi mengapa kadang-kadang rencana itu tidak berjalan seperti yang kita inginkan?

Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa banyak perusahaan memiliki kelemahan dalam merencanakan masa depan mereka. Beberapa perusahaan mencoba memperbaiki cara mereka merencanakan bisnis, tapi masih ada hambatan. Salah satunya adalah sulitnya menghubungkan rencana-rencana dari berbagai bagian perusahaan.

Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan sekarang menggunakan platform Integrated Business Planning (IBP). IBP ini membantu perusahaan membuat rencana yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih mudah.

IBP menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu perusahaan membuat rencana yang lebih akurat dan efisien. Dengan IBP, perusahaan bisa menghubungkan semua bagian rencana bisnis mereka, seperti bagaimana mengelola pasokan dan bagaimana meramalkan permintaan.

Manfaat dari IBP ini banyak. Pertama, IBP membuat proses perencanaan lebih cepat. Dengan bantuan teknologi, perusahaan bisa menghemat waktu dalam membuat rencana bisnis mereka. Kedua, IBP membuat proses perencanaan lebih mudah. Dengan bantuan teknologi, perusahaan bisa menyatukan semua bagian rencana bisnis mereka ke dalam satu platform yang mudah diakses dan diatur. Ketiga, IBP membuat rencana bisnis menjadi lebih baik. Dengan bantuan teknologi, perusahaan bisa membuat rencana bisnis yang lebih akurat dan efisien.

Namun, menggunakan IBP bukanlah hal yang mudah. Perusahaan harus siap menghadapi tantangan dan investasi yang besar. Mereka perlu mengumpulkan dan membersihkan data, membangun proses perencanaan yang baru, dan memastikan semua orang dalam perusahaan bisa menggunakan teknologi tersebut.

Namun, jika perusahaan bisa mengatasi tantangan ini, mereka akan mendapatkan banyak manfaat. Mereka akan bisa membuat rencana bisnis yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih mudah. Dan ini akan membantu mereka menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri.

Artikel ini telah diterbitkan oleh BCG pada 19 Juli 2023, dengan judul AI Can Transform Integrated Business Planning. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Pentingnya Merencanakan Keuangan di Perguruan Tinggi

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Kini, perguruan tinggi dan universitas dihadapkan pada tantangan besar terkait uang mereka. Pendapatan dan pengeluaran mereka semakin sulit diatur. Namun, ada cara untuk menjaga stabilitas keuangan jangka panjang sambil tetap memenuhi tujuan pendidikan.

Pandemi COVID-19 telah mengganggu kehidupan kita, termasuk keuangan perguruan tinggi. Pendanaan dari pemerintah dan jumlah siswa yang mendaftar menurun. Sementara itu, biaya untuk staf, bangunan, dan teknologi terus meningkat. Tambah lagi dengan siswa yang memilih untuk belajar jarak jauh setelah pandemi, institusi pendidikan tinggi memiliki banyak masalah.

Tapi, jangan khawatir! Ada cara untuk mengatasi masalah ini. Institusi bisa memodernisasi cara mereka merencanakan anggaran. Dengan begitu, mereka bisa tetap stabil finansialnya dan terus menjalankan misi mereka.

Sebagai pemimpin di perguruan tinggi, Anda perlu akses data yang akurat dan tepat waktu tentang berbagai hal, seperti jumlah siswa, pengajar, dan biaya lainnya. Ini tidak mudah dilakukan, terutama saat ada banyak hambatan.

Namun, teknologi bisa menjadi teman Anda di sini. Dengan teknologi cloud yang tepat, Anda bisa mengelola semua data dengan mudah. Anda dapat melihat strategi, misi, dan sumber daya Anda dalam satu tempat. Ini akan membantu Anda menghindari masalah dan menemukan solusi sebelum menjadi besar.

Langkah lain yang perlu Anda lakukan adalah merencanakan keuangan dengan cermat. Jangan hanya memikirkan masa kini, tetapi juga masa depan. Misalnya, jika Anda ingin menambah jumlah siswa, pertimbangkan biaya apa yang akan diperlukan dan apakah itu akan menghasilkan pendapatan tambahan yang cukup.

Penting juga untuk memastikan bahwa rencana keuangan Anda sejalan dengan rencana strategis Anda. Jika tidak, misi Anda bisa terancam. Jadi, pastikan Anda memiliki rencana keuangan yang kuat dan dapat diandalkan.

Dan jangan lupakan teknologi. Pilihlah alat yang tepat untuk membantu Anda menganalisis data dan membuat rencana keuangan yang akurat. Dengan begitu, Anda dapat membuat keputusan yang bijak untuk masa depan institusi Anda.

Jadi, jangan biarkan masalah keuangan mengancam misi Anda. Dengan perencanaan yang baik dan teknologi yang tepat, Anda bisa menjaga perguruan tinggi Anda tetap kuat dan sehat secara finansial.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Huron, dengan judul When Your Finances Are at Risk, Your Mission Is at Risk. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Membangun Organisasi yang Kuat: Tips Manajemen Risiko yang Penting untuk Bisnis

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, perusahaan dihadapkan pada banyak risiko yang bisa mempengaruhi kegiatan operasional, keuntungan, dan kesuksesan mereka secara keseluruhan. Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi bisnis untuk memiliki strategi manajemen risiko yang baik yang bisa mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi risiko.

Berikut adalah beberapa tips dan praktik terbaik untuk manajemen risiko dalam bisnis, yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan perusahaan dalam menghadapi situasi sulit dan tidak pasti.

  1. Bangun Kerangka Manajemen Risiko yang Jelas

Membangun kerangka kerja yang jelas akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi tujuan, peran, tanggung jawab, dan proses yang diperlukan untuk mengelola risiko dengan baik.

  1. Kenali dan Nilai Risiko

Identifikasi dan penilaian risiko adalah langkah awal yang penting. Ini membantu perusahaan untuk memahami risiko yang mereka hadapi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi risiko tersebut.

  1. Terapkan Strategi Mitigasi Risiko

Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan dan menerapkan strategi untuk mengurangi dampaknya. Ini bisa termasuk langkah-langkah untuk melindungi aset perusahaan dan reputasi mereka.

  1. Pantau dan Evaluasi Risiko secara Berkala

Manajemen risiko adalah proses berkelanjutan yang memerlukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus. Ini memastikan bahwa strategi yang diterapkan tetap efektif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

  1. Budayakan Kesadaran Risiko

Penting untuk membangun budaya di perusahaan yang mendorong karyawan untuk secara aktif mengidentifikasi dan melaporkan risiko potensial. Komunikasi terbuka dan pendekatan proaktif sangat diperlukan dalam hal ini.

  1. Manfaatkan Teknologi dan Analitika Data

Teknologi dan analitika data dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih efisien. Ini memungkinkan mereka untuk tetap berada di depan risiko yang muncul.

  1. Investasi dalam Pelatihan dan Pendidikan

Melalui investasi dalam pelatihan, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam upaya manajemen risiko.

  1. Ulasan dan Perbaikan Teratur

Praktik manajemen risiko perlu secara teratur ditinjau dan diperbaiki agar tetap relevan dengan perubahan lingkungan bisnis dan risiko yang muncul.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat membangun ketangguhan mereka dan berhasil menghadapi ketidakpastian di pasar. Prioritaskan manajemen risiko sebagai bagian penting dari strategi bisnis untuk memastikan kesuksesan jangka panjang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ERMA, dengan judul Building a Resilient Organization: Effective Risk Management Strategies for Businesses. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Ancaman Risiko Pihak Ketiga yang Muncul dalam Perbankan

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Di tengah transformasi digital yang terus berlangsung, perbankan menghadapi tantangan baru terkait dengan risiko pihak ketiga. Dua faktor utama yang muncul sebagai penyebab risiko ini adalah perjanjian material perangkat lunak atau Software Bill of Materials (SBOM) dan dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap keamanan siber.

SBOM menjadi faktor risiko pertama yang memerlukan perhatian serius dari bank-bank. SBOM merujuk pada inventarisasi rinci dari komponen perangkat lunak, sejenis daftar bahan yang menyusun suatu produk perangkat lunak tertentu. Semakin kompleks perangkat lunak, semakin sulit juga memahami risiko potensial yang terkandung di dalamnya.

Di sisi lain, risiko keamanan siber, meskipun bukan topik baru, semakin meningkat signifikansinya. Kemajuan baru-baru ini dalam kedewasaan AI telah memperkenalkan paradigma unik di mana AI dapat digunakan untuk melancarkan serangan yang rumit sekaligus digunakan sebagai alat untuk pertahanan siber.

Dengan kedua faktor risiko ini semakin berkembang, penting bagi bank-bank untuk berinvestasi sekarang juga. Langkah awal yang direkomendasikan termasuk mendirikan visi baru untuk ketahanan siber, mengadopsi model pembagian SBOM yang efektif, dan menyesuaikan perjanjian vendor yang ada dengan pertimbangan SBOM.

Dengan mengatasi tantangan ini secara tepat waktu, bank-bank dapat lebih siap menghadapi risiko-risiko yang muncul dan melindungi operasi mereka untuk masa depan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Kearney pada 27 Juli 2023, dengan judul What Are The Emerging Third-Party Risks That Banks Should Consider?. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Memperkuat Organisasi: Strategi Manajemen Risiko yang Efektif untuk Bisnis

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Di dunia yang terhubung seperti sekarang ini, bisnis menghadapi berbagai risiko yang bisa mengganggu operasi. Namun, seringkali bisnis tidak menyadari sepenuhnya risiko-risiko ini atau memilih untuk mengabaikannya. Namun, seperti yang kita lihat dari beberapa peristiwa terbaru, risiko-risiko ini bisa muncul tiba-tiba dan menyebabkan kerugian yang besar bahkan bagi bisnis yang sudah siap.

Dalam artikel yang diterbitkan di Intelligent Risk pada Mei 2023, terdapat berbagai faktor yang membuat risiko-risiko ini semakin rumit dan menawarkan strategi untuk mengelola risiko dengan efektif. Adalah dua faktor utama yang membuat risiko-risiko ini semakin berbahaya bagi bisnis: ketidaktahuan dan kesengajaan untuk tidak melihat.

Ketidaktahuan seringkali karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana risiko-risiko ini saling terkait. Misalnya, bisnis mungkin tidak menyadari bahwa ketegangan antara negara-negara di wilayah yang jauh bisa mempengaruhi operasi mereka, seperti yang dialami oleh produsen roti di Asia Tenggara saat konflik Rusia-Ukraina memengaruhi harga gandum. 

Sementara itu, kesengajaan untuk tidak melihat terjadi ketika bisnis menyadari risiko-risiko ini tetapi memilih untuk mengabaikannya, berpikir bahwa risiko tersebut sangat kecil untuk terjadi. Namun, seperti yang terjadi pada krisis COVID-19 yang mengganggu rantai pasokan global, kelalaian semacam itu bisa berdampak besar.

Untuk mengelola risiko-risiko ini, bisnis harus mengambil langkah-langkah proaktif, termasuk:

  1. Identifikasi: Bisnis harus benar-benar memahami risiko-risiko yang mereka hadapi, dengan mengambil pelajaran dari bisnis lain dan mendapatkan saran dari ahli.
  1. Diversifikasi: Setelah mengidentifikasi risiko-risiko tersebut, bisnis harus mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi, seperti yang dilakukan Apple dengan merencanakan rantai pasokan mereka.
  1. Persiapan: Bisnis harus mempersiapkan diri dengan mengatasi kerentanan yang mungkin ada, menggunakan teknologi seperti pemantauan jarak jauh dan sistem komunikasi canggih.
  1. Implementasi Cepat: Solusi untuk risiko-risiko ini harus diterapkan dengan cepat untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.

Penting bagi bisnis untuk mengakui dan mengatasi risiko-risiko ini dengan serius. Dengan mengambil langkah-langkah proaktif dan mengadopsi teknologi yang tepat, bisnis dapat bertahan di tengah perubahan yang cepat di dunia saat ini.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PRMIA pada Mei 2023, dengan judul Risk Enhancing Factors. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Manajemen Risiko Manusia Membutuhkan Lebih dari Pelatihan Kesadaran

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Di zaman sekarang yang penuh dengan teknologi, kita harus waspada terhadap bahaya siber yang mengintai. Organisasi harus memperkuat perlindungan mereka agar tidak terkena serangan. Meskipun teknologi sangat membantu, kesadaran tentang keamanan informasi juga sangat penting.

Menurut laporan tahun 2023, sebanyak 74% dari serangan siber melibatkan manusia, menunjukkan bahwa kita harus serius menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh perilaku manusia. Organisasi harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko tersebut, sama seperti mereka menghadapi risiko lainnya.

Langkah pertama dalam memperkuat keamanan siber adalah dengan menilai risiko secara menyeluruh. Dengan memahami kelemahan dan dampak yang mungkin terjadi, organisasi bisa memprioritaskan langkah-langkah untuk mengurangi risiko tersebut. Melibatkan tim keamanan dan menggunakan informasi tentang ancaman adalah bagian penting dari proses ini.

Strategi untuk mengurangi risiko harus lebih dari sekadar memberi tahu. Karyawan harus diberi pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi dan menanggapi ancaman. Pelatihan yang terus-menerus melalui sesi pelatihan reguler dan webinar memastikan bahwa kita tetap waspada terhadap ancaman yang berkembang.

Membangun budaya di mana keamanan adalah prioritas sangatlah penting. Setiap orang di organisasi harus merasa bertanggung jawab untuk menjaga keamanan. Kita harus mendorong karyawan untuk melaporkan perilaku yang mencurigakan dan memberikan penghargaan atas praktik keamanan yang baik.

Melacak aktivitas karyawan dan menginvestasikan waktu, bakat, dan dana dalam program keamanan sangatlah penting. Perangkat lunak untuk memantau karyawan dan penilaian rutin membantu kita mendeteksi dan mengatasi masalah keamanan dengan cepat. Memiliki anggaran yang memadai juga diperlukan untuk menjalankan program keamanan dengan baik.

Di dunia di mana serangan siber menjadi ancaman yang nyata, kita semua memiliki peran penting dalam melindungi informasi. Dengan meningkatkan kesadaran tentang risiko, membangun budaya keamanan, dan melibatkan semua orang dalam usaha melawan ancaman siber, kita bisa menciptakan masa depan digital yang lebih aman bagi semua orang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Managing Human Risk Requires More Than Awareness Training. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Kepatuhan dan Pentingnya ESG dalam Bisnis

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pemerintah dan masyarakat telah memperhatikan bagaimana bank dan perusahaan keuangan menghadapi tantangan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG). Pimpinan perusahaan sudah berusaha keras memikirkan cara agar bisnis mereka lebih peduli terhadap ESG. Namun, peran kepatuhan dalam memastikan bahwa perusahaan mengikuti aturan ESG masih belum begitu jelas.

ESG melibatkan hal-hal besar seperti lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam bisnis. Setelah Konferensi Pihak-Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015, banyak negara berjanji untuk menggunakan uang dan sistem keuangan global untuk membantu masalah iklim. Ini menghasilkan banyak aturan baru yang harus diikuti oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Namun, alasan bisnis juga menjadi faktor penting. Survei tahun 2021 menunjukkan bahwa banyak pelanggan akan berhenti membeli dari perusahaan yang tidak peduli dengan lingkungan, karyawan, atau komunitas di mana mereka beroperasi.

Jadi, agar merespons keinginan masyarakat, perusahaan keuangan harus berkomitmen pada ESG. Ini berarti mereka harus mempertimbangkan ESG di hampir semua bagian bisnis mereka dan secara teratur memberitahu orang tentang kemajuan mereka.

Meskipun banyak pemimpin perusahaan telah memikirkan cara meningkatkan ESG, seringkali, peran kepatuhan dalam memastikan perusahaan mengikuti aturan diabaikan. Mengapa ini terjadi, dan apakah ini masuk akal?

Tantangan Besar dalam Mengikuti ESG

Peran kepatuhan dalam ESG sangat penting, terutama menghadapi tantangan utama seperti:

  1. Aturan yang semakin banyak dan rumit: aturan baru tentang ESG muncul dengan cepat, sulit untuk mengikuti semuanya. Banyak orang yang disurvei tahun 2021 mengatakan bahwa kurangnya aturan yang jelas dan kompleksitas aturan adalah hal utama yang membuat sulit untuk memajukan ESG.
  1. Masalah dalam hal sosial dan tata kelola: masalah sosial dan tata kelola juga penting, dan aturannya bisa berbeda di berbagai negara.
  1. Aturan yang berbeda-beda: setiap negara memiliki aturan ESG yang berbeda, membingungkan bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di banyak negara.
  1. Susahnya menerapkan aturan: aturan ESG memengaruhi hampir semua bagian bisnis. Memprioritaskan dan mengelola risiko ESG membutuhkan kerja sama yang luas di seluruh perusahaan.

Selain aturan-aturan wajib, banyak perusahaan juga membuat janji sukarela. Namun, karena tekanan dari pemerintah untuk memberitahu orang tentang kemajuan mereka dan untuk mencegah praktik penipuan hijau (greenwashing), peran kepatuhan semakin penting.

Peran Kepatuhan dalam ESG

Meskipun kepatuhan bukan pemilik program ESG, mereka sudah memiliki pengalaman dalam mengikuti aturan di banyak negara.

Kepatuhan bisa membantu perusahaan dalam memilih strategi untuk mengatasi risiko dan menghilangkan risiko yang bisa menyebabkan kerugian finansial dan reputasi.

Ini penting bagi kepatuhan untuk terlibat sekarang. Aturan semakin ketat, jadi mengelola risiko dan reputasi akan menjadi semakin penting.

Mengajak kepatuhan untuk ikut serta dalam pembicaraan tentang ESG adalah langkah yang baik. Dengan pengalaman mereka dalam mengelola risiko dan kemampuan mereka dalam memahami aturan yang rumit, kepatuhan bisa menjadi mitra yang baik bagi perusahaan keuangan dalam mencapai tujuan ESG mereka.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Protivi, dengan judul What Role Should Compliance Play in ESG?. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |

Mengupas Ilmu Keamanan Siber: Tantangan dan Prospek di Masa Depan

Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam era digital yang semakin maju, keamanan siber menjadi perhatian utama karena ancaman yang terus berkembang. Untuk menghadapi tantangan ini, pendekatan ilmiah yang lebih terstruktur dibutuhkan. Dokumen pertama yang dikenal luas tentang Ilmu Keamanan Siber diterbitkan oleh MITRE Corporation pada November 2010.

Keamanan siber adalah cabang dari ilmu komputer yang bergantung pada berbagai bidang ilmu, termasuk matematika, fisika, dan ilmu sosial. Selain itu, keamanan siber juga menggunakan analogi dari bidang penelitian lain seperti epidemiologi, ekonomi, dan kedokteran klinis.

Ada beberapa konsep dalam ilmu komputer yang relevan dengan keamanan siber:

Model checking: Membangun dan memvalidasi model algoritma untuk memeriksa kebenaran spesifikasi tersebut.

Kriptografi: Mengamati komunikasi untuk menemukan pesan-pesan dalam kehadiran lawan.

Teori tipe: Menggunakan logika matematika untuk memperkuat keamanan perangkat lunak.

Randomisasi: Mengacak jalur data dan variabel program untuk membangun pertahanan terhadap serangan.

Tantangan dalam mendefinisikan keamanan siber termasuk lawan yang cerdas dan adaptif, absennya hukum universal, serta kemajuan teknologi yang terus berkembang. Namun, dengan pendekatan ilmiah yang tepat, keamanan siber dapat dianggap sebagai ilmu yang memiliki metodologi yang ketat.

Para peneliti keamanan disarankan untuk belajar dari berbagai disiplin ilmu, berkolaborasi dalam penelitian mereka, dan bekerja sama dengan stakeholder lainnya. Dengan demikian, penelitian keamanan siber dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul The Science of Cybersecurity and its Future Challenges. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.

By |
Go to Top