Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pemerintah dan masyarakat telah memperhatikan bagaimana bank dan perusahaan keuangan menghadapi tantangan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG). Pimpinan perusahaan sudah berusaha keras memikirkan cara agar bisnis mereka lebih peduli terhadap ESG. Namun, peran kepatuhan dalam memastikan bahwa perusahaan mengikuti aturan ESG masih belum begitu jelas.

ESG melibatkan hal-hal besar seperti lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam bisnis. Setelah Konferensi Pihak-Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015, banyak negara berjanji untuk menggunakan uang dan sistem keuangan global untuk membantu masalah iklim. Ini menghasilkan banyak aturan baru yang harus diikuti oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Namun, alasan bisnis juga menjadi faktor penting. Survei tahun 2021 menunjukkan bahwa banyak pelanggan akan berhenti membeli dari perusahaan yang tidak peduli dengan lingkungan, karyawan, atau komunitas di mana mereka beroperasi.

Jadi, agar merespons keinginan masyarakat, perusahaan keuangan harus berkomitmen pada ESG. Ini berarti mereka harus mempertimbangkan ESG di hampir semua bagian bisnis mereka dan secara teratur memberitahu orang tentang kemajuan mereka.

Meskipun banyak pemimpin perusahaan telah memikirkan cara meningkatkan ESG, seringkali, peran kepatuhan dalam memastikan perusahaan mengikuti aturan diabaikan. Mengapa ini terjadi, dan apakah ini masuk akal?

Tantangan Besar dalam Mengikuti ESG

Peran kepatuhan dalam ESG sangat penting, terutama menghadapi tantangan utama seperti:

  1. Aturan yang semakin banyak dan rumit: aturan baru tentang ESG muncul dengan cepat, sulit untuk mengikuti semuanya. Banyak orang yang disurvei tahun 2021 mengatakan bahwa kurangnya aturan yang jelas dan kompleksitas aturan adalah hal utama yang membuat sulit untuk memajukan ESG.
  1. Masalah dalam hal sosial dan tata kelola: masalah sosial dan tata kelola juga penting, dan aturannya bisa berbeda di berbagai negara.
  1. Aturan yang berbeda-beda: setiap negara memiliki aturan ESG yang berbeda, membingungkan bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di banyak negara.
  1. Susahnya menerapkan aturan: aturan ESG memengaruhi hampir semua bagian bisnis. Memprioritaskan dan mengelola risiko ESG membutuhkan kerja sama yang luas di seluruh perusahaan.

Selain aturan-aturan wajib, banyak perusahaan juga membuat janji sukarela. Namun, karena tekanan dari pemerintah untuk memberitahu orang tentang kemajuan mereka dan untuk mencegah praktik penipuan hijau (greenwashing), peran kepatuhan semakin penting.

Peran Kepatuhan dalam ESG

Meskipun kepatuhan bukan pemilik program ESG, mereka sudah memiliki pengalaman dalam mengikuti aturan di banyak negara.

Kepatuhan bisa membantu perusahaan dalam memilih strategi untuk mengatasi risiko dan menghilangkan risiko yang bisa menyebabkan kerugian finansial dan reputasi.

Ini penting bagi kepatuhan untuk terlibat sekarang. Aturan semakin ketat, jadi mengelola risiko dan reputasi akan menjadi semakin penting.

Mengajak kepatuhan untuk ikut serta dalam pembicaraan tentang ESG adalah langkah yang baik. Dengan pengalaman mereka dalam mengelola risiko dan kemampuan mereka dalam memahami aturan yang rumit, kepatuhan bisa menjadi mitra yang baik bagi perusahaan keuangan dalam mencapai tujuan ESG mereka.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Protivi, dengan judul What Role Should Compliance Play in ESG?. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.