Regulator di Uni Eropa dan Inggris semakin menyoroti manajemen risiko perbankan terkait eksposur mereka terhadap ekuitas swasta. Bank memiliki berbagai hubungan dengan sektor ini, mulai dari memberikan pinjaman untuk akuisisi hingga mendanai perusahaan yang dimiliki dana ekuitas swasta. Oleh karena itu, transparansi dalam manajemen risiko menjadi semakin penting.
Peningkatan Pengawasan Regulasi
Regulator menekankan perlunya praktik manajemen risiko yang lebih baik dalam ekuitas swasta. Sementara itu, Bank Sentral Eropa mengidentifikasi pertumbuhan pesat lembaga keuangan non-bank sebagai ancaman stabilitas finansial.
Risiko Akibat Manajemen yang Buruk
Tanpa manajemen risiko yang memadai, ekuitas swasta menghadapi berbagai ancaman, termasuk:
- Serangan siber yang dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi.
- Kesalahan investasi yang berujung pada biaya yang bisa dihindari.
- Penurunan valuasi akibat kurangnya transparansi risiko dan potensi sanksi regulator.
Prioritas Manajemen Risiko
Untuk memperkuat manajemen risiko, ekuitas swasta perlu:
- Membangun kerangka manajemen risiko terpusat untuk seluruh portofolio.
- Mengembangkan strategi manajemen krisis agar dapat merespons situasi darurat dengan cepat.
- Menerapkan strategi lindung nilai makroekonomi guna menghadapi risiko inflasi dan suku bunga.
- Melakukan evaluasi risiko strategis dalam setiap keputusan investasi.
Menuju Masa Depan yang Lebih Tangguh
Meningkatnya pengawasan regulator menjadi dorongan bagi ekuitas swasta untuk meningkatkan transparansi dan ketahanan mereka. Dengan strategi manajemen risiko yang lebih baik, mereka dapat mengamankan pendanaan sekaligus melindungi kinerja keuangan dan reputasi mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Oliver Wyman dengan judul Why Private Equity Needs Better Risk Management Now. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.