Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pada tanggal 10 Maret 2023,  Silicon Valley Bank (SVB) ditutup, memicu kekhawatiran akan kegagalan bank lainnya. Manajemen SVB dikecam karena kegagalan dalam manajemen risiko, dan regulator yang merespons krisis dengan cepat mendapat sorotan dalam permainan saling tuduh.

Dalam wawancara dengan Jamie Dimon dari JPMorgan Chase, ia menyatakan bahwa sebagian besar risiko terjadi di depan mata pasar dan regulator, dan ini bukanlah waktu terbaik bagi banyak pemain, terutama manajemen bank.

Pada tanggal 22 Maret, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyebut SVB sebagai “outlier” dengan manajemen yang gagal, memunculkan risiko likuiditas dan risiko suku bunga yang signifikan. Dalam sidang komite Senat dan DPR, Wakil Ketua Federal Reserve, Michael Barr, menyebut kegagalan SVB sebagai “kasus manajemen yang buruk.”

Meskipun beberapa tindakan koordinasi oleh Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan FDIC dapat dianggap sebagai intervensi yang kuat untuk mencegah krisis yang lebih besar, beberapa kritik menyebutnya sebagai “overreaction” dan “bailout.” Ada juga keprihatinan tentang ketidakpatuhan SVB terhadap peringatan dan tindak lanjut dari regulator terkait risiko dan tanda bahaya.

Beberapa pakar, seperti William Isaac, mantan kepala FDIC, mengkritik perlindungan pemerintah yang luar biasa terhadap SVB sebagai “moral hazard” dan menekankan pentingnya disiplin pasar. Mereka berpendapat bahwa kesalahan manajemen utama dan dewan direksi SVB adalah penyebab utama kegagalan ini.

Para ahli menyoroti bahwa sejumlah peringatan sebelumnya tentang manajemen yang bermasalah dapat dilihat dari indikator statistik dan analisis. Misalnya, pada tahun 2018, laporan Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan menunjukkan bahwa 80% dari total deposit SVB pada saat itu tidak diasuransikan. Model Probabilitas Default dari S&P Global Market Intelligence memberikan peringatan dini pada SVB, Signature Bank, dan Silvergate Bank.

Beberapa ahli, seperti Dan diBartolomeo dari Northfield Information Services, menyoroti kurangnya perhatian terhadap risiko oleh perusahaan rintisan dan investor ventura terkait deposito mereka. Mereka menekankan perlunya perusahaan teknologi memperlakukan deposito bank dengan kewaspadaan yang sama seperti menjalankan bisnis mereka.

Akhirnya, beberapa pengamat melihat kegagalan SVB sebagai cerminan dari ketidakmampuan regulator dan pengawas untuk mengatasi risiko dan kesalahan manajemen yang terjadi di depan mata mereka. Ada panggilan untuk memperkuat pengawasan makroprudensial, meningkatkan regulasi dan mengatasi kekurangan dalam budaya perusahaan dan manajemen risiko.

Artikel ini telah diterbitkan oleh GARP, dengan judul Silicon Valley Bank: The Postmortems Came Fast and Furious pada 14 April 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.