Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Profesional risiko dihadapkan pada tantangan baru dalam mengelola risiko di era desentralisasi dan gejolak geopolitik, terutama dengan invasi Rusia ke Ukraina yang memicu perang dan mengguncang industri energi global. Mykhailo Rushkovskyi, Kepala Riset dan Analisis di Kyiv Consulting, dan peneliti PhD dalam manajemen risiko, berbicara tentang pentingnya beradaptasi dengan realitas baru.

Perang di Ukraina telah mengungkapkan masalah struktural dalam sektor energi global. Mykhailo Rushkovskyi menyatakan bahwa tantangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk bencana alam dan kondisi cuaca ekstrem, menyoroti kelemahan jaringan energi terpusat. Gangguan pada sistem dapat menyebabkan pemadaman listrik yang signifikan.

Desentralisasi Sebagai Solusi Keberlanjutan

Rushkovskyi menyarankan desentralisasi sebagai solusi untuk meningkatkan keberlanjutan. Sistem terdesentralisasi dan jaringan pintar dapat membantu mengatasi masalah kelemahan dan redundansi dalam jaringan terpusat. Pendekatan ini sedang diimplementasikan di Ukraina, menciptakan sistem produksi energi yang lebih terdesentralisasi.

Perubahan ekonomi dan geopolitik global, seperti munculnya China sebagai kekuatan ekonomi dan ketegangan politik, telah membuat dunia menjadi lebih terpecah. Rushkovskyi menekankan pentingnya menggunakan desentralisasi dan beradaptasi dengan perubahan ini. Desentralisasi di sektor energi memberikan fleksibilitas dan keberlanjutan.

Rushkovskyi menganjurkan sistem hibrida di mana pelanggan dapat memanfaatkan sistem terpusat dan tetap independen jika diperlukan. Dengan memasang fasilitas penyimpanan energi dan panel surya, pelanggan dapat mengatasi pemadaman listrik dengan menggunakan sumber daya alternatif. Konsep ini dapat diterapkan pada tingkat lokal dan regional.

Dalam konteks manajemen risiko, Rushkovskyi menekankan pentingnya penempatan yang baik dalam struktur tata kelola organisasi. Tanggung jawab atas risiko harus melekat di tingkat puncak organisasi, dan profesional risiko harus dapat menghubungkan risiko dengan indikator keuangan yang spesifik. Diperlukan penerapan konsep “Manajemen Risiko 2.0”.

Tiga Pilar Manajemen Risiko 2.0

  1. Manajemen Risiko Garis Pertahanan Kedua Tradisional: Melibatkan standar dan praktik formal dalam manajemen risiko.

   

  1. Asuransi yang Memadai: Organisasi membutuhkan asuransi terhadap risiko nyata dan bencana tak terduga.
  1. Manajemen Risiko Garis Pertama: Kunci dari Manajemen Risiko 2.0, dengan membangun hubungan erat dengan manajer garis pertama seperti CEO, kepala penjualan, dan riset pengembangan.

Dengan pendekatan holistik dan praktis, Mykhailo Rushkovskyi mendemonstrasikan bagaimana manajemen risiko dapat menjadi pemimpin perubahan untuk menghadapi tantangan global dan mendorong keberlanjutan di era baru.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Institute of Risk Management dengan judul Risk Management for A New Era. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.