Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Lebih dari tiga puluh tahun lalu, Paul Nigel Shotton meninggalkan dunia akademis sebagai fisikawan di CERN untuk menjadi seorang trader di Wall Street. Saat itu, keahlian fisika terasa berguna, meski kurang penting dalam manajemen risiko yang pada waktu itu belum menjadi disiplin kuantitatif yang utuh.

Kemajuan terjadi seiring waktu, dengan kuantifikasi risiko menjadi pilar utama dalam industri keuangan, meski didasarkan pada prinsip-prinsip fisika klasik. Namun, Shotton merenung bahwa keberhasilan praktik ini hanya sebagian, karena perilaku pasar keuangan lebih menyerupai mekanika kuantum daripada fisika klasik.

Evolusi Pengukuran Risiko Pasar di Pasar Keuangan

Pada tahun 1988, di bawah kepemimpinan Peter Cooke dari Bank of England, Komite Pengawas Perbankan Basel atau Basel Committee of Banking Supervision (BCBS) menetapkan jumlah modal minimum untuk bank internasional berdasarkan risiko tertimbang. Metode ini, dikenal sebagai rasio Cooke dalam Perjanjian Basel, mengarah pada lahirnya Value-at-Risk (VaR), metode statistik untuk menggabungkan risiko pasar.

Shotton, bersama dengan Dennis Weatherstone dari JP Morgan, ikut merintis VaR sebagai cara untuk menggabungkan berbagai jenis risiko ke dalam satu angka. Ini memungkinkan bank-bank canggih menggunakan model internal untuk menghitung kebutuhan modal mereka, menciptakan pendekatan yang lebih efisien.

Namun, sejak awalnya, Perjanjian Basel berkembang sebagai respons terhadap kritik dan krisis, terutama Krisis Keuangan Global atau Global Financial Crisis (GFC) tahun 2008. Pendekatan kuantitatif terhadap pengukuran risiko semakin terkode, dan manajemen risiko menjadi disiplin yang mapan. Shotton, bekas trader yang beralih ke pengawasan risiko, turut berkontribusi pada pengembangan teknik standar seperti VaR, Expected Shortfall (ES), Stress Testing, dan Scenario Analysis.

Sistem Adaptif Kompleks

Pasar keuangan, seperti dikatakan Shotton, adalah contoh Sistem Adaptif Kompleks. Dengan perilaku yang sangat non-linear, pasar memiliki keterkaitan mendalam antar komponennya, menggambarkan bahwa pendekatan klasik tidak selalu berlaku.

Pernyataan Shotton bahwa perilaku pasar lebih mirip mekanika kuantum daripada fisika klasik menjadi catatan penting. Seperti dalam mekanika kuantum, tindakan para pelaku pasar tidak terpisah dari hasil pasar; sebaliknya, tindakan mereka membentuk hasil pasar, dalam apa yang dikenal sebagai “refleksivitas” oleh George Soros.

Adaptivitas pasar menimbulkan tantangan baru dalam pengukuran risiko. Penggunaan data deret waktu historis untuk memperkirakan risiko pasar dan kredit menjadi semakin bermasalah. Asumsi bahwa data historis mencerminkan distribusi yang akurat untuk peristiwa masa depan tidak lagi valid dalam lingkungan pasar yang adaptif.

Dalam kerangka kerja BCBS, pendekatan yang memisahkan perhitungan modal untuk mendukung risiko kredit, pasar, dan operasional dapat menjadi tidak valid. Keterkaitan antara jenis risiko menyoroti bahwa pemisahan ini tidak memberikan gambaran yang akurat, dan jumlah linier dari ketiga komponen tidak selalu mencerminkan tingkat modal yang diperlukan.

Contoh konkret mengenai keterkaitan antara risiko dapat dilihat dari kerugian risiko operasional yang diakibatkan oleh penipuan Bernie Madoff. Kondisi pasar yang stres selama GFC membuka penipuan tersebut, menunjukkan bahwa memodelkan persyaratan modal risiko operasional dan pasar secara independen mungkin tidak sesuai.

Keterkaitan antara risiko pasar dan kredit juga muncul, terutama dalam meningkatnya risiko kebangkrutan perusahaan “zombie.” Faktor eksternal, seperti naiknya suku bunga dan memburuknya kondisi ekonomi, dapat meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan tersebut. Asumsi optimis berdasarkan data kerugian historis mungkin tidak memadai dalam konteks ekonomi yang terus berubah.

Dengan merenungkan evolusi dan kompleksitas pengukuran risiko, Paul Nigel Shotton mengingatkan kita untuk terus beradaptasi dan mempertimbangkan aspek mekanika kuantum dalam menyusun pendekatan manajemen risiko di masa mendatang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PRMIA dengan judul A Physicist Reflects on Market Risk Measurement pada Februari 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.