Penulis: Aprilia Kumala, Sekretariat IRMAPA.

Pada Rabu, 14 Juni 2023, RiskHub International Webinar diselenggarakan oleh IRMAPA dan ERMA (Enterprise Risk Management Academy). Acara ini terselenggara berkat dukungan dari CRMS (Center for Risk Management Studies), LSP MKS, dan WAY Academy, serta sponsor dari Marsh. Dengan dipimpin oleh MC Tasha Christina dan dimoderatori oleh Yenny Koestijani selaku Risk Oversight Committee PT Asuransi Kredit Indonesia, acara ini mengangkat tema “The Future of Risk Culture: Navigating the Unknown”.

Webinar diawali dengan sambutan oleh Aldi Ardilo selaku Executive Director ERMA. Agenda berikutnya berisi pemaparan materi oleh dua narasumber, yaitu Pri Notowidigdo (Independent Member of the Audit Committee Goodyear Indonesia) dan Satpal Singh (Chief Governance and Risk Officer PLUS Malaysia).

Pri Notowidigdo: Budaya Risiko Adalah “Lem” dalam Infrastruktur Manajemen Risiko

Pri menyebutkan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pendirian budaya risiko. Pri mendorong setiap audiens untuk berpikir bagaimana budaya risiko itu mestinya dibangun dalam sebuah perusahaan dan bagaimana manajemen risiko dapat terelaborasi/berjalan bersama pembuatan keputusan.

Budaya risiko sendiri adalah “lem”pengikat atas semua elemen dalam infrastruktur manajemen risiko. Hal ini akan merefleksikan nilai yang dibagi, tujuan, latihan dan mekanisme penguatan (reinforcement) yang menekankan risiko ke dalam pengambilan keputusan organisasi serta manajemen risiko ke dalam proses operasinya.

Untuk mencapai kondisi tersebut, ada beberapa hal yang dimiliki oleh pemimpin efektif, yaitu standar tinggi untuk bertanggung jawab, penyelesaian masalah melalui pengambilan keputusan yang sulit, komunikasi, optimisme, serta sikap yang jelas dan terbuka. Selain itu, BOD juga perlu menjawab beberapa pertanyaan khusus, misalnya mengenai ketersediaan kepemimpinan yang konsisten, koheren, berkesinambungan, dan nyata serta tentang bagaimana struktur organisasi mendukung perkembangan budaya risiko.

Dalam BUMN, karakter AKHLAK menjadi nilai-nilai utama yang ditonjolkan. Karakter ini dinilai sukses terintemplementasi, tidak hanya di kalangan atas, tetapi juga di bawah. Semua orang dapat secara terbuka mendiskusikan karakter ini.

Satpal Singh: Ekosistem Bisnis dalam Dilema Inovasi dan Stabilitas

Ekosistem bisnis telah meningkat secara kompleks dengan sejumlah inovasi dan stabilitas yang seimbang. Kedua hal ini memastikan berjalannya bisnis pada banyak sektor, misalnya dengan perkembangan teknologi, sikap konsumen yang terus berkembang, globalisasi, dan kebutuhan bisnis terkini.

Ekosistem bisnis dapat digambarkan dengan konsep VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) karena terus berkembang dengan cepat. VUCA secara umum dapat memengaruhi organisasi, misalnya melalui dampak pada model bisnis, dampak pada hubungan organisasi dan sejumlah sektor terkait, serta kebutuhan yang tinggi atas inovasi untuk bertahan dalam keadaan kompetitif.

Untuk mempertahankan diri dalam ekosistem VUCA, praktisi risiko diharapkan dapat melakukan sejumlah hal, yaitu bersikap lebih fleksibel dan adaptif, turut berkontribusi dalam pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan untuk melakukan analisis mendalam, mendorong budaya kesadaran risiko dalam organisasi, terlibat dalam bisnis, serta memanfaatkan perkembangan teknologi.

Sikap-sikap tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui sejumlah cara. Pertama, mengidentifikasi faktor-faktor internal perusahaan (risk appetite, SDM, dan finansial). Kedua, menilai faktor-faktor eksternal (industri bisnis yang ditempuh, kompetisi yang berlangsung, peraturan yang berlaku, dan pace dalam industri terkait). Ketiga, mempelajari sikap organisasi lain. Terakhir, menciptakan struktur pengambilan keputusan.

Pada akhir paparan, Singh menekankan tidak ada jawaban benar atau salah mengenai mana yang harus diprioritaskan: inovasi atau stabilitas.

Setelah pemaparan materi selesai dilakukan oleh ketiga pembicara di atas, webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab.

Gambar 1. Pemaparan Materi oleh Pri Notowidigdo (Independent Member of the Audit Committee Goodyear Indonesia).

Gambar 2. Pemaparan Materi oleh Satpal Singh (Chief Governance and Risk Officer PLUS Malaysia).

-o0o-