Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam waktu yang terus bergejolak, dunia berada pada persimpangan penting. Saat kita memasuki era pertumbuhan rendah, investasi minim, dan kolaborasi terbatas, keputusan yang kita buat hari ini akan mendefinisikan lanskap risiko yang akan datang. Sangat penting bahwa respons kita terhadap krisis saat ini tidak mengalihkan perhatian dari perspektif jangka panjang kita.

Peristiwa-peristiwa baru-baru ini, seperti pandemi COVID-19 dan tantangan biaya hidup yang meningkat, secara perlahan merusak hasil ekonomi, pendidikan, dan kesehatan di sebagian populasi yang semakin melebar. Jurang yang semakin besar antara negara maju dan berkembang memperparah fenomena ini. Selain itu, peristiwa-peristiwa ini bersilangan dengan sejumlah risiko lingkungan dan geopolitik – termasuk perubahan iklim, penurunan ekosistem, dan konflik multibidang – yang menambah ancaman terhadap keamanan dan stabilitas sosial di seluruh dunia.

Beberapa prinsip umum dapat memperkuat kesiapan di berbagai bidang:

  1. Memperkuat Identifikasi Risiko dan Prediksi: Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan memprediksikan perkembangan, risiko, dan peluang di masa depan sangat penting. Metode seperti pemindaian horizon dan perencanaan skenario, yang memanfaatkan data kualitatif dan kuantitatif, dapat membantu meramalkan tren-tren yang muncul. Menerima perbedaan pendapat para ahli dan membedakan antara risiko dan ketidakpastian adalah aspek penting dari proses ini.
  2. Kalibrasi Nilai Risiko “Masa Depan”: Mengatasi mengatasi krisis-krisis mendesak adalah hal yang krusial. Sumber daya dan perhatian tidak boleh dialihkan dari risiko global yang mendasari bencana lokal atau yang mungkin muncul di luar kerangka waktu kepemimpinan saat ini.
  3. Berinvestasi dalam Kesiapan Risiko Multi-Domain: Mengatasi risiko terkait dan ketergantungan antara sistem-sistem kritis memerlukan analisis yang canggih. Pandangan sistemik, seperti peran Pejabat Risiko Nasional dan Ketahanan, penting dalam memastikan prediksi risiko komprehensif, mitigasi, dan manajemen krisis.
  4. Memperkuat Kesiapan dan Kerja Sama Respons: Kolaborasi lintas sektor, melibatkan pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil, penting untuk kesiapan yang efektif. Kemitraan antara swasta dan pemerintah dapat menjembatani kesenjangan dalam inovasi, pendanaan, tata kelola, dan pelaksanaan langkah-langkah mitigasi risiko.

Risiko global membutuhkan pendekatan ganda yang menyelaraskan manajemen krisis dengan ramalan jangka panjang. Sebagai contoh, setelah pandemi COVID-19, pemerintah harus menstabilkan sistem perawatan kesehatan sambil sekaligus mengatur lingkungan penyebaran penyakit zoonosis, mengatur penelitian fungsi gain, dan memantau permintaan sintesis di laboratorium biologi untuk mencegah wabah masa depan dari penyebaran alami, kecelakaan, dan ancaman.

Mengakui sifat saling terkait dari risiko global, memperkuat upaya ketahanan di berbagai bidang kritis bermanfaat dalam segala skenario. Walaupun tantangan seperti perubahan iklim, ancaman siber, dan ketidakpastian pangan mungkin tampak berbeda, efeknya dapat saling terkait, mengharuskan kesiapan yang holistik.

Kerja sama internasional mutlak diperlukan untuk mengatasi risiko global yang melampaui kepemilikan individu. Sementara krisis-krisis terbaru telah memicu introspeksi, penting untuk menghidupkan kembali proses multilateral dan organisasi untuk mengatasi risiko global yang muncul secara efektif.

Di dalam pemandangan risiko yang kompleks, keseimbangan antara kesiapan nasional dan kolaborasi global sangat penting. Para pemimpin harus merangkul kompleksitas, bertindak dengan visi seimbang untuk membentuk masa depan bersama yang lebih tangguh dan makmur, yang melampaui siklus terus-menerus dari krisis.

Laporan ini telah diterbitkan oleh World Economic Forum, dengan judul The Global Risks Report 2023. Laporan selengkapnya dapat dibaca di sini.