Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Covid-19 dianggap sebagai peristiwa black swan, yaitu kejadian yang berada di luar kondisi normal dan memiliki sejumlah konsekuensi. Sejumlah universitas di Amerika Serikat melewatinya dengan menerapkan perubahan operasional demi melindungi siswanya dan tetap memenuhi tujuan pendidikan.

Dalam keadaan dengan kendala sumber daya yang parah, organisasi/perusahaan perlu memprioritaskan pekerjaan yang berdampak pada operasi dan mempertahankan tingkat kepegawaian. Namun, pekerjaan-pekerjaan tertentu kerap kali terhenti karena berbagai alasan, misalnya cuti, pensiun dini, atau perampingan staf. Efek dari hal ini muncul dari waktu ke waktu, terutama jika pekerjaan yang tidak diprioritaskan justru memengaruhi kepatuhan dan keuangan (pengendalian data). Untuk itu, para pemimpin perlu memastikan adanya sistem pengendalian yang kuat untuk mengurangi risiko.

Beberapa pertimbangan pengendalian kepatuhan dan keuangan adalah sebagai berikut.

Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang Efektif

Sistem pemantauan internal didokumentasikan dengan prosedur pengendalian utama untuk memastikan berjalannya kinerja. Beberapa kerangka kerja memberikan panduan penilaian dan mitigasi risiko ketidakpatuhan, termasuk standar yang ditetapkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), Standards for Internal Control in the Federal Government (atau dikenal sebagai Green Book), Uniform Guidance and Compliance Supplement, dan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Selain itu, setidaknya terdapat lima langkah yang dapat dilakukan dengan tujuan membangun SPI yang efektif.

  • Pertama, perhatikan pengendalian utama. Hal ini berkontribusi terhadap integritas data keuangan dan operasi. Dokumentasi pengendalian yang terdistribusi dan terpusat penting untuk dilakukan.
  • Kedua, manfaatkan teknologi. Selama pandemi, sejumlah organisasi melaksanakan kerja jarak jauh. Ketergantungan yang besar pada proses manual berganti dengan otomatisasi.
  • Ketiga, tinjau peran dan tanggung jawab. Risiko ketidakpatuhan dapat dikurangi dengan mendefinisikan peran secara jelas. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk efektivitas, tetapi juga efisiensi.
  • Keempat, menetapkan program pemantauan. Elemen penting dari SPI adalah verifikasi berkelanjutan. Langkah pemantauan ini diharapkan dapat memastikan pengendalian utama berjalan dengan baik.
  • Kelima, melakukan pengendalian dengan bijaksana. Dokumentasi pengendalian harus selalu diperbarui selagi prosedurnya ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi perubahan kebutuhan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Huron, dengan judul Strategies for Maintaining Critical Controls During Staffing Uncertainties. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.