Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Manajemen risiko rantai pasok keamanan siber semakin penting bagi perusahaan. Adopsi pusat data awan dan layanan perangkat lunak mengalami pertumbuhan. Ketergantungan pada rantai pasok global dan kompleks juga meningkat. Hal ini membawa berbagai kerentanan potensial yang bisa dimanfaatkan oleh penjahat siber. Berikut beberapa strategi kunci untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko dalam rantai pasok, terutama risiko ransomware.

Penting untuk memahami rantai pasok teknologi informasi perusahaan. Ini termasuk mengidentifikasi pemasok, subkontraktor, dan mitra lain yang memproses, mengirim, atau menyimpan data untuk produk dan layanan perusahaan. Setelah peta rantai pasok terbentuk, langkah berikutnya adalah mengenali risiko potensial yang ada di setiap komponen. Ini termasuk risiko eksternal seperti bencana alam, serta risiko internal seperti pergantian karyawan atau pelanggaran data.

Perusahaan perlu melakukan penilaian risiko dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, seperti kontrak pemasok, kebijakan asuransi, dan laporan kepatuhan. Setelah risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk menguranginya. Ini melibatkan implementasi proses atau teknologi untuk mengurangi kemungkinan gangguan rantai pasok siber atau menetapkan rencana cadangan jika gangguan terjadi.

Selain langkah proaktif, memiliki rencana tanggap bencana juga penting untuk antisipasi saat terjadi gangguan dalam rantai pasok. Berkomunikasi secara jelas dengan para pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, dan pemegang saham juga krusial agar mereka memahami situasi dan langkah-langkah penanggulangannya.

Ransomware kini menjadi risiko besar bagi perusahaan yang bergantung pada pihak ketiga. Serangan ransomware pada sistem vendor dapat mengganggu aliran barang dan layanan, menyebabkan kerugian finansial dan reputasi perusahaan. Untuk mengurangi risiko ini, perusahaan harus melakukan penelitian cermat saat memilih vendor, mengevaluasi praktik keamanan mereka, dan meminta mereka untuk membuktikan ketangguhan siber secara rutin.

Selain itu, perusahaan juga harus memiliki strategi manajemen risiko lainnya, seperti rencana tanggap bencana, komunikasi alternatif, cadangan data dan sistem yang kuat, serta pembaruan rutin perangkat lunak untuk melindungi dari ancaman baru.

Kesimpulannya, manajemen risiko rantai pasok adalah aspek penting bagi perusahaan. Dengan memahami rantai pasok dan mengidentifikasi risiko, perusahaan dapat mengurangi dampak gangguan. Melalui langkah-langkah proaktif dan rencana tanggap bencana yang jelas, perusahaan dapat tetap beroperasi secara efektif dalam menghadapi tantangan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Ransomware Looms Large on Third-Party Risk Landscape. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.