Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, risiko geopolitik menjadi sorotan utama. Seperti konflik Rusia-Ukraina, hubungan antarnegara yang tegang, aturan internet yang ketat, dan persaingan di Eropa, perusahaan-perusahaan kini berada dalam situasi sulit. Masalahnya, semakin rumit dengan adanya informasi palsu yang membuat perusahaan-perusahaan harus berusaha lebih keras untuk menavigasi risiko dengan sukses.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, eksekutif dari Google, Intel, dan Pfizer berbicara dengan Ziad Haider, direktur risiko geopolitik global McKinsey. Mereka berbagi pengalaman mereka menghadapi risiko saat ini dan apa yang diantisipasi pada tahun 2023.

Konflik Rusia-Ukraina menjadi ujian besar, terutama bagi Pfizer, perusahaan farmasi. Meskipun diizinkan untuk berdagang dengan Rusia, Pfizer memilih untuk mendonasikan keuntungannya untuk membantu Ukraina. Sedangkan Intel, perusahaan semikonduktor, menekankan betapa pentingnya memiliki ketahanan dalam berbagai hal, termasuk dalam proses manufaktur, rantai pasok, dan penelitian dan pengembangan.

Masalah besar lainnya muncul dari hubungan antara China dan Amerika Serikat. Bagi Intel, perusahaan ini harus berpikir keras bagaimana tetap bersaing di pasar China sambil melindungi diri dari tindakan pemerintah AS yang mungkin terjadi.

Tantangan dari pandemi COVID-19 juga masih ada. Pfizer, yang terlibat dalam produksi vaksin, menyoroti pentingnya perusahaan berada di garis depan untuk memberikan informasi dan memastikan keadilan dalam distribusi sumber daya.

Regulasi internet yang semakin ketat juga menjadi masalah besar, terutama bagi Google yang beroperasi secara global. Mereka harus menjalankan bisnis sesuai aturan setiap negara, yang seringkali berbeda-beda. 

Para pemimpin bisnis menekankan betapa pentingnya tetap terinformasi, terutama di tengah informasi yang bertentangan. Frustrasi muncul karena berita yang bias, sehingga mereka berupaya mendapatkan informasi langsung dan akurat.

Penting juga untuk terus beradaptasi dengan peran pemerintah yang semakin besar dalam membentuk kebijakan. Perusahaan harus cakap dalam menavigasi lanskap geopolitik yang kompleks. Yang tak kalah penting, masukan dari karyawan membantu perusahaan memahami risiko dengan lebih baik. Google, sebagai contoh, mendapatkan wawasan berharga dari karyawan di wilayah yang langsung terkena dampak risiko geopolitik.

Para eksekutif mengidentifikasi hubungan antara China dan AS, disinformasi, dan regulasi internet sebagai risiko utama untuk tahun depan. Manajemen risiko geopolitik memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk ketahanan, keterlibatan strategis, dan keberlanjutan dalam mendapatkan informasi. Pelajaran dari Google, Intel, dan Pfizer memberikan panduan berharga bagi perusahaan-perusahaan lain yang berusaha untuk bertahan dan tumbuh di tengah perubahan yang tak terelakkan ini.

Artikel ini telah diterbitkan oleh McKinsey, dengan judul How three global companies navigate geopolitical risk to build resilience. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.