Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Industri asuransi global, dengan nilai mencapai USD 6 triliun dalam premi dan USD 36 triliun dalam aset pada 2021, kini menghadapi tantangan baru terkait perubahan iklim. Dalam beberapa dekade, risiko fisik seperti banjir, badai, dan kebakaran semakin meningkat, menciptakan tekanan tambahan pada industri ini.

Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan bahwa dampak perubahan iklim lebih parah dari yang diperkirakan, tetapi masih ada harapan jika tindakan diambil dengan cepat. Industri asuransi memiliki peran kunci dalam menghadapi tantangan ini, terutama dalam mengelola risiko ESG (Environmental, Social, and Governance) yang semakin relevan.

Tantangan utama bagi perusahaan asuransi adalah memahami dan mengelola risiko terkait iklim. Risiko fisik, transisi, dan litigasi semakin meresahkan, dan perlu langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampaknya. Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) telah memberikan panduan untuk meningkatkan pelaporan informasi keuangan terkait iklim, dan perusahaan asuransi dapat mengikuti pedoman ini untuk mengidentifikasi risiko dan peluang yang dihadapi.

Beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan asuransi untuk mengelola risiko ESG dan terkait iklim melibatkan pemahaman mendalam terhadap paparan risiko di seluruh basis klien mereka. Evaluasi risiko ESG dapat membantu mengidentifikasi risiko dan peluang, memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap potensi dampak, dan memungkinkan pengambilan keputusan underwriting yang lebih baik.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa dengan cermat paparan dasar klien, terutama terhadap industri yang mungkin meningkatkan risiko terkait iklim. Pertanyaan strategis tentang keberlanjutan terhadap lingkungan perlu diajukan, dan perusahaan asuransi harus mempertimbangkan apakah tetap berada di industri tertentu masih sesuai dengan nilai dan tujuan mereka.

Menerapkan kerangka risiko ESG yang kuat, seperti yang diusulkan oleh TCFD, dapat membantu perusahaan asuransi dalam manajemen risiko terkait iklim. Ini mencakup langkah-langkah seperti meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang risiko iklim di seluruh organisasi, mengembangkan rencana strategi risiko iklim, dan memastikan bahwa risiko iklim menjadi bagian integral dari proses investasi.

Dengan mengidentifikasi risiko dan peluang terkait ESG dan iklim, perusahaan asuransi dapat menggunakan data yang ditingkatkan untuk membuat keputusan underwriting yang lebih baik, meningkatkan tata kelola risiko, dan memposisikan diri secara kompetitif di tengah perubahan iklim yang semakin kompleks.

Perubahan iklim bukan hanya ancaman, tetapi juga peluang bagi industri asuransi untuk menunjukkan kepemimpinan dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ESG Risk Guard, dengan judul ESG and Insurance: A Critical Relationship. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.