Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Di era digital, risiko siber semakin kompleks dan menjadi ancaman besar bagi perusahaan. Untuk bertahan dan berkembang, perusahaan harus memahami serta mengelola risiko ini dengan baik. Artikel ini membahas pentingnya kuantifikasi risiko siber (Cyberrisk Quantification/CRQ) dalam meningkatkan ketahanan finansial perusahaan.

Mengapa Risiko Siber Penting?

Penelitian terbaru terhadap perusahaan dalam indeks S&P 500 menunjukkan bahwa beberapa perusahaan berisiko mengalami kerugian tahunan sebesar 10% dari laba mereka akibat serangan siber. Bahkan, ada yang bisa kehilangan lebih dari 20%. Risiko ini berdampak pada keuangan serta reputasi dan kepercayaan pemegang saham.

Cara Menilai Risiko Siber

Untuk mengidentifikasi tingkat risiko yang dihadapi, perusahaan perlu melakukan penilaian risiko siber secara menyeluruh. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model CRQ, yang memungkinkan perusahaan memahami seberapa besar potensi kerugian dan bagaimana cara mengatasinya sebelum terjadi.

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan:

  • Pendekatan berbasis data: Menggunakan model statistik dan data global untuk memberikan gambaran akurat tentang ancaman siber.
  • Pendekatan berbasis ahli: Memanfaatkan wawasan para pakar, meskipun sering kali menghasilkan penilaian yang lebih subjektif.
  • Model berbasis permintaan: Menggabungkan analisis data eksternal untuk memberikan wawasan lebih objektif.

Mengubah Risiko Siber Menjadi Keputusan Finansial

CRQ membantu perusahaan menerjemahkan risiko siber ke dalam nilai finansial, sehingga lebih mudah dipahami oleh para pemimpin bisnis. Dengan informasi ini, perusahaan dapat:

  • Menyesuaikan strategi keamanan dengan tujuan bisnis.
  • Meningkatkan anggaran keamanan siber berdasarkan kebutuhan nyata.
  • Memperkuat kepercayaan pemegang saham dengan menunjukkan kesiapan menghadapi ancaman digital.

Membangun Strategi Manajemen Risiko Siber

Mengelola risiko siber bukan sekadar mengenali ancaman, tetapi juga mengambil langkah konkret untuk mengatasinya. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

  • Menentukan tingkat toleransi risiko yang realistis.
  • Meningkatkan infrastruktur keamanan siber dengan investasi yang tepat.
  • Mengevaluasi ulang kebijakan asuransi siber agar mencakup potensi kerugian yang lebih besar.
  • Melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam keputusan keamanan siber.

Kuantifikasi risiko siber bukan hanya tren, tetapi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang ingin bertahan di era digital. Dengan memahami potensi ancaman, menerjemahkannya ke dalam angka, dan mengambil langkah mitigasi yang tepat, perusahaan dapat melindungi keuangan mereka serta memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Cyberrisk Quantification: A Strategic Imperative for Financial Resilience. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.