Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Model bisnis asuransi dan perbankan telah berkembang selama 50 tahun terakhir, tetapi interaksi antara risiko dan bisnis tetap statis dalam dinamika “mereka melawan kita.” Pasca krisis keuangan, regulator memaksa manajemen risiko dalam organisasi menjadi relevan, tetapi seringkali berakhir menjadi kepatuhan regulasi.

Langkah evolusi manajemen risiko berfokus pada reformasi peran risiko dari pengendalian dan kepatuhan menjadi mitra bisnis yang berharga. Tujuannya adalah mengubah paradigma “mereka melawan kita” menjadi “kita bersama-sama.” Dengan struktur yang tepat, manajemen risiko dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis dan optimalisasi hasil dari berbagai kendala dan perspektif yang relevan.

Kerangka selera risiko adalah kunci. Dalam berbagai tingkatan, tantangannya adalah mengartikulasikan dengan jelas tujuan dan sasaran bersama bagi perusahaan melalui kerangka kerja selera risiko yang fungsional. Organisasi harus memiliki kerangka ini sebagai aset untuk tetap sesuai dengan profil risiko yang diinginkan sambil mencapai hasil keuangan optimal.

Setelah langkah-langkah evolusi dilakukan, peran manajemen risiko menjadi bagian berharga dalam kolaborasi dan mitra yang kritis. Langkah yang konkret melibatkan dukungan puncak organisasi, perekrutan SDM unggul di organisasi risiko, dan prinsip utama transparansi dalam pengambilan keputusan. 

Secara keseluruhan, langkah-langkah ini membuka pintu bagi manajemen risiko menjadi mitra bisnis yang lebih strategis, bukan hanya pemeriksa kepatuhan. Dengan evolusi ini, organisasi dapat menghadapi tantangan bisnis di masa mendatang dengan keyakinan dan kesiapan yang diperlukan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh EY dengan judul How Risk Management Can Evolve to Become the Coveted Business Ally. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.