Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam surat terbuka kepada pemerintah-pemerintah dunia, beberapa perusahaan besar menegaskan risiko yang muncul akibat kehilangan keanekaragaman hayati dengan kata-kata, “Alam berada pada titik kritis dan waktu tidak bersahabat. Kita harus mengakui kehilangan alam sebagai krisis yang harus diatasi.”

Keprihatinan ini menjadi sorotan bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Laporan PwC, Nature Risk Rising, yang dikembangkan bersama World Economic Forum, mencerminkan keterkaitan yang tidak terelakkan antara keberlanjutan hidup kita dengan kesejahteraan alam.

Saat ini, sekitar 1 juta spesies menghadapi risiko kepunahan dalam beberapa dekade mendatang. Ukuran dan kondisi ekosistem global telah mengalami penurunan sekitar 47% dibandingkan dengan kondisi alam yang diperkirakan. Ini bukanlah pernyataan berlebihan ketika kita menyatakan bahwa kita telah melampaui batas-batas planet ini dan kemampuan sistem alam untuk menanggapi.

Dalam konteks bisnis, risiko-risiko yang muncul bersifat kompleks, memengaruhi operasi, regulasi, sentimen pasar, dan reputasi perusahaan. Risiko terkait alam menjadi material bagi bisnis dalam tiga aspek utama:

  1. Ketergantungan Langsung pada Alam

Bisnis yang secara langsung bergantung pada alam untuk operasi, kinerja rantai pasokan, nilai aset properti, keamanan fisik, dan kelangsungan bisnis akan merasakan dampaknya secara signifikan.

  1. Dampak Bisnis pada Kehilangan Alam

Dampak langsung dan tidak langsung dari kegiatan bisnis pada kehilangan alam dapat memicu konsekuensi serius, termasuk kehilangan pelanggan, merosotnya pangsa pasar, tuntutan hukum, dan perubahan regulasi yang mempengaruhi kinerja keuangan.

  1. Gangguan Terhadap Masyarakat dan Pasar

Kehilangan alam dapat menyebabkan gangguan signifikan terhadap masyarakat dan pasar di mana bisnis beroperasi. Risiko ini dapat bersifat fisik dan pasar, menciptakan tantangan eksternal yang signifikan.

Maka dari itu, tidak mengherankan bahwa bisnis-bisnis terkemuka mendukung adopsi kerangka kerja manajemen risiko dan pengungkapan keuangan yang sedang dikembangkan oleh Task Force on Nature-related Financial Disclosure

Dalam menghadapi krisis alam ini, langkah-langkah preventif dan tindakan nyata sangat diperlukan. Pelaku bisnis harus mengenali risiko-risiko terkait alam, lalu berperan aktif dalam solusi-solusi yang dapat menjaga keberlanjutan alam dan kelangsungan bisnis jangka panjang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PwC dengan judul Why is it More Crucial Than Ever for Business to Identify, Assess and Disclose Nature-Related Risks?. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.