Penulis: Charles R. Vorst, MM., BCCS, CERG, ERMCP, QCRO, QRGP, CCGO, CGOP.
Sekretaris Jenderal IRMAPA.

Meningkatnya dinamika tantangan dalam berbisnis dewasa ini seakan terjadi tanpa mengenal waktu. Sebuah fenomena baru dapat muncul dan menjadi sumber risiko bagi para pelaku usaha di Indonesia karena dipicu suatu peristiwa yang terjadi di kawasan regional maupun global tatkala mungkin kita sedang terlelap tidur di malam hari. Hal ini kemudian menuntut para praktisi manajemen risiko untuk meningkatkan kepekaannya terhadap perkembangan situasi yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri yang mungkin membawa risiko ke ambang pintu perusahaan, serta berbagi pemahaman dan pengalaman dengan sesama profesional bidang manajemen risiko guna memperluas wawasan.

Sehubungan dengan hal di atas, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sebuah institusi bentukan pemerintah yang secara aktif ikut memelihara stabilitas sistem keuangan di Indonesia bersama Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia, pada 19 Juli 2019 lalu berkenan menjadi tuan rumah acara diskusi panel rutin IRMAPA yang mengangkat topik “Mengantisipasi Tantangan Bisnis Dengan Manajemen Risiko Terintegrasi”. Sebagai tuan rumah acara tersebut, LPS berbagi pandangan kepada lebih dari 120 peserta yang hadir mengenai berbagai tantangan yang perlu diantisipasi oleh sektor perbankan maupun pelaku usaha pada umumnya berdasarkan observasi dan analisis terhadap indikator-indikator makroekonomi yang muncul belakangan ini, berbagi pemahaman tentang tugas dan fungsi yang diembannya sebagai penjamin simpanan masyarakat pada bank di Indonesia, serta berbagi pengalaman dalam mengembangkan praktik pengelolaan risiko agar lebih terintegrasi guna menunjang peran yang LPS jalankan.

Adapun acara dibuka dengan keynote yang dibawakan oleh Ketua Dewan Komisioner LPS, Dr. Halim Alamsyah, tentang pentingnya peran manajemen risiko dalam praktik keseharian LPS, operasional dan bisnis perbankan, serta pada sektor industri lainnya di Indonesia, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi paparan dan diskusi dari para panelis setelah sebelumnya didahului dengan opening singkat dari Ketua IRMAPA, Dr. Antonius Alijoyo. Panelis pertama Destry Damayanti, MSc., yang juga merupakan anggota Dewan Komisioner LPS, tampil membawakan topik “Risk Management Outlook: Economic Challenges in 2019” yang mengingatkan para praktisi dan profesional bidang manajemen risiko yang hadir bahwa paruh kedua tahun 2019 masih akan menyisakan banyak tantangan bagi pelaku usaha. Paparan kedua dibawakan oleh Tedy Herdyanto, Ak., Kepala Biro Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan tata Kelola LPS, yang mengangkat tema “Peran LPS Dalam Memelihara Stabilitas Sistem Keuangan”. Paparan ini menjelaskan transformasi paradigma LPS yang berawal dari “hanya” penyedia reimbursement of insured deposit yang kini berubah sebagai “risk minimizer” yang melaksanakan micro-macro prudential & supervision dengan prompy corrective actions/early intervention untuk mencegah terjadinya dampak sistemik dalam kasus kegagalan bank, serta berbagi informasi mengenai berbagai capaian kinerja yang telah berhasil ditorehkan oleh LPS sejauh ini. Pembicara selanjutnya adalah Dewi Gayatri, MBA, yang berbagi pengalaman dalam mengembangkan dan meningkatkan efektivitas praktik pengelolaan risiko di lingkungan LPS melalui penetapan selera dan toleransi risiko lembaga, perancangan dan pembangunan budaya risiko LPS, serta peta rencana menuju praktik manajemen risiko yang terintegrasi dengan tata kelola lembaga dan fungsi kepatuhan LPS.

Beberapa catatan sederhana yang hendak penulis bagikan dari diskusi panel diatas antara lain:

  1. Pemahaman akan fenomena yang dapat berimbas pada bisnis organisasi melalui observasi terhadap indikator-indikator ekonomi, serta kemampuan untuk mentransformasi pemahaman tersebut ke dalam strategi aplikatif bagi organisasi untuk mengantisipasi risiko menjadi sebuah nilai tambah yang dapat diberikan oleh praktisi manajemen risiko kepada organisasi;
  2. Terlepas dari peran aktif LPS dalam ikut memelihara stabilitas sistem keuangan di Indonesia, pemilihan bank secara cermat sebagai mitra bisnis organisasi merupakan salah bentuk pengendalian risiko bisnis organisasi yang sangat mendasar;
  3. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak dalam meningkatkan efektivitas praktik pengelolaan risiko di lingkungan organisasi menjadi syarat mutlak keberhasilan berbagai inisiatif pengembangan penerapan manajemen risiko yang dijalankan organisasi.

Sebagai informasi tambahan, tersedia beberapa liputan berita tentang diskusi panel IRMAPA di LPS pada tautan-tautan berikut yang menyajikan informasi mengenai acara dari berbagai perspektif, antara lain: https://foto.bisnis.com/view/20190724/1128361/diskusi-manajemen-risiko-terintegrasi-lps, https://www.antarafoto.com/bisnis/v1563963605/diskusi-manajemen-risiko-lps, https://www.beritasatu.com/galeri-foto/20659-diskusi-panel-manajemen-risiko-lps, https://www.industry.co.id/view/3043/diskusi-panel-manajemen-risiko-lps, dan https://www.wartaekonomi.co.id/gallery3122/diskusi-panel-manajemen-risiko-lps.html. Pada kesempatan di atas, ketiga panelis beserta beberapa tokoh praktisi manajemen risiko dan tata kelola di Indonesia berkesempatan untuk diwawancarai oleh IRMAPA. Video wawancara ini akan segera tersedia pada website IRMAPA.

Besar harapan IRMAPA para praktisi dan profesional bidang manajemen risiko dapat ambil bagian pada acara diskusi panel dan inisiatif lainnya yang diselenggarakan oleh IRMAPA, dan semoga pembaca mendapatkan manfaat dari artikel ini.

 

-Keynote oleh Ketua Dewan Komisioner LPS.-

 

\

-Suasana diskusi panel IRMAPA di LPS.-

 

-Penulis memandu sesi tanya-jawab bersama para panelis.-

-Sesi foto bersama peserta diskusi panel dengan panelis dan jajaran manajemen LPS.-

 

-o0o-