Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam dunia bisnis yang terus berubah, manajemen risiko sumber daya manusia (SDM) telah menjadi aspek penting untuk memastikan ketahanan organisasi dan manusia. Sebuah laporan Risiko SDM untuk tahun 2022 menyoroti 25 risiko SDM teratas melalui lima pilar kunci, menekankan perlunya tindakan proaktif untuk melindungi SDM dan bisnis.

  1. Kesehatan dan Keselamatan

Laporan tersebut menekankan bahwa 87% organisasi mengidentifikasi risiko kesehatan dan keselamatan sebagai ancaman terbesar bagi bisnis mereka. Ini termasuk kekhawatiran tentang penyakit menular, pandemi, penyakit jantung, kanker, masalah kesehatan mental, dan kelelahan tenaga kerja. Investasi dalam manfaat yang mengatasi risiko kesehatan penting untuk meningkatkan ketahanan manusia dan bisnis.

  1. Tata Kelola dan Keuangan

Manajemen kompensasi, manfaat SDM, dan rencana pensiun menduduki peringkat kedua sebagai ancaman terbesar bagi bisnis. Faktor-faktor seperti administrasi yang adil, biaya manfaat yang meningkat, dan penyelarasan program personalia dengan persyaratan regulasi menjadi tantangan. Pengawasan efektif terhadap reward (penghargaan kepada karyawan) sangat penting untuk menghindari kesalahan dan melindungi reputasi organisasi.

  1. Percepatan Digitalisasi

Akselerasi menuju digitalisasi membawa risiko baru, termasuk keamanan siber, privasi data, dan dampak otomatisasi pada pekerjaan. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 85 juta pekerjaan mungkin menjadi usang pada tahun 2025, menekankan pentingnya perencanaan tenaga kerja dan pelatihan ulang untuk mengikuti perkembangan teknologi.

  1. Praktik Bakat

Manajemen risiko SDM dalam praktik bakat melibatkan peningkatan nilai proposisi SDM, penanganan risiko terkait pekerjaan virtual, zona waktu yang berbeda, dan kontrak kerja yang bervariasi. Fokus dengan apa yang paling berharga bagi SDM sangat penting untuk mengamankan bakat masa depan dan memupuk lingkungan kerja yang positif.

  1. Lingkungan dan Sosial

Organisasi semakin merasa tekanan dari pelanggan, investor, SDM, dan regulator untuk memastikan keuntungan perusahaan tidak membawa kerugian lingkungan dan sosial. Faktor risiko SDM terkait termasuk pencapaian target lingkungan, perbaikan kondisi kerja, dan mendorong keragaman, persamaan, dan inklusi. Mendukung SDM yang mengalami kejadian buruk dalam kehidupan pribadi kini juga dipandang penting dalam mengelola risiko SDM. Selain itu, perlu untuk menerapkan perspektif ESG pada investasi, kondisi kerja, dan tunjangan SDM.

Laporan tersebut juga mengidentifikasi hambatan untuk mengatasi risiko terkait SDM, termasuk kesulitan mengubah perilaku pribadi, kompleksitas organisasi, dan kekurangan sumber daya terampil. Ini menekankan perlunya pendekatan proaktif terhadap manajemen risiko, mendorong organisasi untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mencegah potensi masalah.

Sebagai kesimpulan, laporan Risiko SDM untuk tahun 2022 berfungsi sebagai panduan komprehensif bagi organisasi untuk menavigasi lanskap kompleks dalam mengelola risiko yang terkait dengan aset terpenting mereka – SDM. 

Artikel ini telah diterbitkan oleh Mercer, dengan judul People Risk 2022. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.