Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Peristiwa iklim melanda dengan cepat, dan yang lebih ekstrem akan segera terjadi. Dengan melihat smartphone di saku, dapat membantu para pemimpin bisnis membayangkan risiko dalam operasi mereka sendiri.

Smartphone ada di mana-mana. Tidak ada perangkat lain yang sepenuhnya menunjukkan ketergantungan kita pada teknologi. Namun, bagaimana jika perubahan iklim membahayakan ketersediaan smartphone? Kita pasti menyadari peningkatan peristiwa iklim yang parah dalam beberapa tahun terakhir, seperti kebakaran, banjir, kekeringan, dan badai mengancam karyawan perusahaan dan mengganggu operasional.

Laporan Risiko Global 2022 dari Forum Ekonomi Dunia menemukan bahwa para pemimpin bisnis global menganggap “cuaca ekstrem” sebagai risiko yang paling mungkin menjadi ancaman global kritis selama dua tahun ke depan.

Untuk menyoroti berbagai risiko iklim fisik yang dihadapi perusahaan, dan untuk mencari solusi, peneliti PwC memetakan rantai nilai dari smartphone dan menggunakannya untuk gambaran risiko iklim fisik yang terlibat di setiap langkah. Melihat lebih dekat di mana smartphone kita berasal, diproduksi, dikirim, dan dijual mengungkapkan jenis tantangan yang dihadapi semua perusahaan—dan menyarankan jalan untuk mengatasinya.

Di mana kompleksitas bertemu dengan risiko

Rantai pasokan global saat ini adalah studi kasus dalam kompleksitas, dan perusahaan mungkin memiliki ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu pemasok tergantung pada industrinya. Rantai nilai smartphone terdiri dari 31 situs di 11 negara dan wilayah. Meskipun demikian, lokasi-lokasi ini (yang mencakup segala sesuatu mulai dari sumber hingga distribusi) menyajikan ilustrasi realistis tentang rentang lokasi yang digunakan oleh pembuat ponsel pintar. Lokasi tersebut rentan terhadap tujuh bahaya iklim: banjir, curah hujan ekstrem, angin ekstrem, tinggi panas, hujan es dan badai petir, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Pada setiap langkah di sepanjang rantai nilai, terdapat peningkatan tanda-tanda risiko iklim fisik. Bahaya iklim menjadi lebih parah dan mengancam kemampuan pembuat ponsel pintar untuk memproduksi dan mendistribusikan produknya.

Ancaman tersebut pada akhirnya berasal dari dua sumber utama: efek langsung dari bahaya itu sendiri (misalnya, banjir yang melumpuhkan lokasi pabrik) dan efek urutan kedua yang substansial (banjir yang sama menghancurkan jembatan ke lokasi pabrik dan menggenangi pekerja dan rumah di seluruh area).

Berikut risiko yang terjadi di seluruh rantai nilai ponsel pintar:

  • Pengadaan bahan baku.
  • Manufaktur dan perakitan.
  • Pengangkutan.
  • Gudang.
  • Distribusi dan ritel.

Kerusakan akibat bahaya iklim bersifat global, dan terus meningkat. Setiap perusahaan global kemungkinan akan terpapar risiko ini di suatu tempat dalam rantai nilainya. Selain itu, terdapat dampak tingkat kedua yang signifikan dari bahaya iklim. Efek urutan kedua dari bahaya iklim juga mengganggu. Misalnya, jika fasilitas vital aman dari banjir, tetapi infrastruktur dan jaringan transportasi di sekitarnya tidak aman, maka fasilitas tersebut akan tetap ditutup saat air naik.

Beberapa aspek bisnis mungkin memerlukan penilaian menyeluruh, termasuk menentukan relevansi bahaya iklim terhadap bisnis, implikasi finansial, dan potensi untuk mengurangi bahaya itu sendiri. Di sini, kolaborasi dengan pemerintah, kota, atau bisnis lain akan sangat penting dalam memitigasi risiko operasional.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PWC, dengan judul Want To Understanding Climate Risk? Start By Looking In Your Pocket. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.