Penulis: Winsky

Pada proses penerapan SNI ISO 31000 terdapat dokumen pendukung yang merupakan standar internasional ‘risk assesment techniques’ yaitu SNI ISO 31010. Dalam SNI ISO 31010:2011, ada 31 teknik asesmen risiko mulai dari identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko. Setiap teknik memiliki karakteristik masing-masing, sehingga setiap teknik ada yang hanya dapat digunakan untuk identifikasi risiko, atau analisis risiko saja, atau evaluasi risiko saja. Namun, ada juga teknik yang memiliki lebih dari satu karakteristik.

Artikel ini membahas salah satu teknik asesmen risiko yaitu ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’ atau ‘Structured/Semi-Structured Interviews – SSI’, yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu:

  1. Tujuan teknik asesmen risiko ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’
  2. Penggunaan dan Pelaksanaan teknik asesmen risiko ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’
  3. Kekuatan dan kelemahan metode ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’

 

1) Tujuan Teknik ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’

Proses mengidentifikasi risiko terkadang memerlukan waktu yang lama terlebih lagi apabila proses tersebut melibatkan para pemangku kepentingan yang relevan dalam satu waktu yang sama. Untuk dapat melakukan proses identifikasi risiko dalam kondisi tersebut, kita dapat melakukannya dengan metode tanya jawab/wawancara (interview).

Metode wawancara dapat dilakukan setidaknya dengan 2 bentuk: terstruktur dan semi-terstruktur.

  1. Wawancara terstruktur: wawancara yang berlangsung mengacu pada satu rangkaian pertanyaan yang telah disusun. Selama sesi wawancara berlangsung, pertanyaan baru tidak dapat ditambahkan sehingga penggalian informasi mungkin saja menjadi terbatas.
  2. Wawancara semi-terstruktur: wawancara yang berlangsung mengacu pada satu rangkaian pertanyaan terbuka. Metode ini memungkinkan pertanyaan baru muncul karena jawaban yang diberikan oleh narasumber sehingga selama sesi berlangsung penggalian informasi dapat dilakukan lebih mendalam.

Dalam proses penilaian risiko (risk assessment), teknik wawancara terstruktur atau semi-terstruktur (Structured/Semi-structured Interview – SSI) bertujuan untuk mengidentifikasi risiko atau menilai tingkat efektivitas pengendalian yang sudah ada dan mengumpulkan masukan dari para pemangku kepentingan yang relevan terkait dengan penilaian risiko. (Rujukan: https://cyberwhale.co.id/wp-content/uploads/2020/03/Structured-or-Semi-structured-Interview.pdf)

 

2) Penggunaan dan Pelaksanaan teknik asesmen risiko ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’

Teknik SSI pada umumnya sangat disarankan pada tahapan identifikasi risiko dan analisis risiko, khususnya penilaian tingkat efektivitas pengendalian yang sudah ada. Untuk menggunakan teknik SSI, berikut merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  1. Menentukan Sasaran atau Hasil yang Diharapkan
  2. Membuat Daftar Pemangku Kepentingan yang Akan Diwawancarai
  3. Membuat Daftar Pertanyaan Wawancara
  4. Melakukan Sesi Wawancara
  5. Menganalisis Hasil Wawancara

(Catatan: rincian dari setiap langkah di atas tersedia gratis di e-book yang ditulis oleh Dr. Antonius Alijoyo dan tim –  https://cyberwhale.co.id/wp-content/uploads/2020/03/Structured-or-Semi-structured-Interview.pdf)

 

3) Kekuatan dan kelemahan metode ‘Wawancara Terstruktur atau Semi-Terstruktur’

Kekuatan teknik wawancara terstruktur :

  • Lebih mudah untuk diuji reliabilitasnya karena mudah dikuantifikasikan.
  • Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga memungkinkan untuk memperoleh jumlah sampel yang besar dan dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.

Keterbatasan teknik wawancara terstruktur meliputi:

  • Tidak memungkinkan menambahkan pertanyaan baru pada saat sesi wawancara dilakukan.
  • Pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup sehingga jawaban yang kurang detail tidak dapat digali lebih dalam.

 

Kekuatan teknik wawancara semi-terstruktur meliputi:

  • Memungkinkan untuk menambahkan pertanyaan baru ketika sesi wawancara sedang berlangsung dengan tujuan untuk memperjelas jawaban yang dirasa kurang detail.
  • Memungkinkan pihak yang bertanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan konteks yang sedang dibahas.

Keterbatasan teknik wawancara semi-terstruktur meliputi:

  • Tidak mudah untuk diuji validitasnya karena datanya sulit untuk dikuantifikasikan.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama karena jumlah pertanyaan dapat saja bertambah pada saat sesi berlangsung.

 

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat. Salam.