BCBS 239 adalah aturan yang dibuat oleh Basel Committee pada 2013 untuk memastikan bank mengelola dan melaporkan risiko dengan lebih baik. Aturan ini awalnya ditargetkan untuk bank besar, yang seharusnya sudah mematuhinya sejak 2016. Namun, banyak bank masih kesulitan memenuhi standar ini. Kini, regulator di Eropa dan AS mulai lebih serius menegakkan kepatuhan terhadap aturan ini.
Dampak bagi Bank
- Bank menengah juga harus patuh. Jika sebelumnya aturan ini hanya untuk bank besar, sekarang bank skala menengah juga diawasi.
- Pemeriksaan makin ketat. Bank harus siap menghadapi audit lebih detail, denda, atau bahkan pembatasan bisnis jika tidak memenuhi aturan.
- Regulator di AS semakin tegas. Federal Reserve akan lebih ketat mengawasi bank yang belum patuh.
- Biaya kepatuhan bisa meningkat. Bank yang tidak siap bisa menghadapi biaya tambahan untuk memperbaiki sistem mereka.
Tantangan dalam Kepatuhan
- Manajemen kurang mendukung. Banyak eksekutif belum melihat kepatuhan ini sebagai prioritas utama.
- Pendekatan terlalu luas. Beberapa bank mencoba menerapkan aturan ini secara menyeluruh tanpa fokus pada hal yang paling penting.
- Sistem IT belum memadai. Banyak bank masih memakai sistem teknologi lama yang sulit diintegrasikan.
Bagaimana Bank Bisa Sukses Mematuhi Aturan Ini?
- Jadikan kepatuhan sebagai bagian dari strategi bisnis. CEO dan tim keuangan serta teknologi harus melihat aturan ini sebagai cara meningkatkan efisiensi, bukan sekadar beban regulasi.
- Fokus pada risiko utama dulu. Prioritaskan perbaikan data yang paling berpengaruh pada pengambilan keputusan sebelum merapikan semuanya.
- Manfaatkan teknologi. AI dan sistem otomatis bisa membantu memastikan data yang dikumpulkan lebih akurat dan sesuai aturan.
- Perbaiki data sejak awal. Pastikan sistem pencatatan data di bank sudah benar sejak awal, sehingga lebih mudah memenuhi standar yang diminta regulator.
Mematuhi BCBS 239 bisa membantu bank mengelola risiko lebih baik dan beroperasi lebih efisien. Dengan strategi yang tepat, kepatuhan terhadap aturan ini bisa menjadi keuntungan, bukan sekadar kewajiban.
Artikel ini telah diterbitkan oleh McKinsey, dengan judul BCBS 239 2.0 Resurgence: Strengthening Risk Management and Decision Making. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.