Whitepaper terbaru dari ISACA menggambarkan pentingnya manajemen risiko yang cepat tanggap untuk memenuhi tuntutan perkembangan organisasi. Metode Agile, yang menjadi sorotan, memerlukan penyesuaian dalam pengelolaan risiko agar dapat mendukung siklus rilis yang sering dan memperluas kemampuan real-time bagi pemilik risiko.
Dalam whitepaper “Menggabungkan Manajemen Risiko dalam Proyek Agile,” ISACA menekankan bahwa walaupun metode Agile dapat mengurangi risiko selama siklus sprint, risiko lain dapat muncul selama proyek, terutama di perusahaan besar.
Risiko tersebut melibatkan aspek lingkungan eksternal, organisasi, dan proyek, seperti reputasi perusahaan, pembiayaan proyek, penerimaan pengguna terhadap perubahan bisnis, dan kepatuhan terhadap regulasi. Pengelolaan risiko semacam ini memengaruhi konteks operasional tim Agile dan memerlukan keterlibatan pimpinan proyek.
Whitepaper tersebut menyoroti bahwa efektivitas manajemen risiko Agile sangat berperan dalam kesuksesan proyek. Risiko yang tidak dikelola di luar siklus sprint dapat memberikan dampak yang merugikan pada proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi proses manajemen risiko yang mengintegrasikan metodologi Agile dengan manajemen proyek dan risiko, sebagai kunci untuk mencapai tingkat keefektifan yang diinginkan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Agile Methodologies Require Adjustments to Risk Management. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.