Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Masa depan manajemen risiko akan menjadi sangat berbeda dari kemampuan risiko yang kita kenal saat ini. Unit bisnis akan memiliki kepemilikan yang jelas atas risiko yang mereka tanggung. Manajemen perilaku dan budaya akan menjadi bagian integral dari seluruh organisasi. Peran fungsi manajemen risiko juga akan lebih bersifat pengawasan dan tantangan yang jelas. Fungsi risiko akan disederhanakan dan lebih efisien dengan infrastruktur risiko yang dirasionalisasi, menggunakan model lokasi dan pengiriman untuk optimalisasi biaya, dan memanfaatkan kekuatan digital untuk efisiensi dan efektivitas.

Dalam dua dekade terakhir, manajemen risiko mengalami perubahan sebagai respons terhadap perubahan kondisi bisnis dan persyaratan peraturan.

  1. Periode Sebelum Krisis: Sebelum krisis keuangan global, lembaga keuangan merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang kuat.
  1. Periode Krisis Keuangan: Krisis keuangan global memaksa tindakan taktis untuk menjaga operasional selama krisis modal dan likuiditas.
  1. Periode Pasca Krisis: Pasca krisis keuangan, terjadi “re-regulasi” dengan pemerintah dan otoritas regulasi mengeluarkan persyaratan baru atau lebih ketat.

Lingkungan saat ini memberikan tuntutan unik pada manajemen risiko. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan penurunan margin menekankan efisiensi dan pengurangan biaya manajemen risiko. Peraturan yang semakin ketat memerlukan perhatian lebih besar terhadap kecukupan modal dan likuiditas.

Mengelola risiko efektif dalam lingkungan yang tidak pasti membutuhkan kemampuan baru dan pemikiran ulang tentang cara kerja manajemen risiko. Setiap lembaga perlu mengambil pendekatan yang sesuai dengan karakteristik unik mereka.

Dalam lingkungan penuh ketidakpastian ini, manajemen risiko mengalami perubahan. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah lembaga keuangan akan tetap pada pendekatan tradisional atau memikirkan kembali cara fundamental risiko dikelola?

Setiap institusi perlu memutuskan apakah akan mengikuti bisnis seperti biasa atau mengambil kesempatan untuk membawa manajemen risiko ke tingkat baru yang benar-benar mendukung rencana strategis organisasi.

Laporan Deloitte Global menyoroti enam aspek kunci agar institusi dapat beradaptasi dengan perubahan. Pertama, tingkatkan fokus pada risiko strategis seperti geopolitik, FinTech, dan pesaing non-tradisional. Kedua, perbarui tiga lini pertahanan dengan memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada unit bisnis dan jelaskan peran pertahanan lini kedua. Ketiga, manfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi manajemen risiko. Keempat, tetapkan program perilaku dan budaya formal untuk membangun kepercayaan pelanggan. Kelima, tingkatkan kemampuan manajemen risiko untuk mengatasi risiko non-keuangan baru dan tantangan regulasi. Keenam, kelola modal dan likuiditas secara strategis dengan memperkuat struktur tata kelola dan meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Deloitte, dengan judul The Future of Risk in Financial Services. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.