Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Seorang chief risk officer (CRO) harus bersiap menghadapi sejumlah kondisi yang menantang, termasuk risiko iklim dan kerusuhan geopolitik. Untuk itu, pada 2021, KPMG melaksanakan analisis tolok ukur CRO. Lebih dari 50 bank berpartisipasi dalam survei yang menggarisbawahi sembilan area fokus peningkatan fungsi risiko ini.

  1. CRO yang berhasil mampu memanfaatkan sinergi dengan membuat standardisasi atas pendekatan pada tiap-tiap jenis risiko individu
    Analisis tolok ukur CRO menunjukkan bahwa pendekatan yang penting untuk memanfaatkan sinergi terletak pada pendefinisian dari fungsi risiko. Hal ini akan menyederhanakan proses dari siklus manajemen risiko: identifikasi, asesmen, pengawasan, pelaporan, dan pengarahan (steering).
  1. Standardisasi pendekatan yang berbeda membutuhkan kerangka yang menyeluruh
    Kerangka menjadi dasar dari tata kelola risiko karena menentukan jenis risiko serta peran dan tanggung jawab pengelolaannya. Dengan memanfaatkan kerangka lintas risiko, sinergi yang dimanfaatkan pada semua unit risiko akan mendukung perusahaan berjalan efektif dan efisien.
  1. Fungsi ERM yang efektif diperlukan untuk mengaktifkan keterkaitan efektif dari jenis-jenis risiko
    Dalam analisis tolok ukur, 20 persen bank yang berpartisipasi terindikasi memiliki kapasitas full-time equivalent (FTE) dari fungsi enterprise risk management (ERM) sebanyak lebih dari 8 persen fungsi risiko. Dengan angka ini, keseluruhan manfaat aktivitas ERM dikurangi karena meningkatkan biaya operasional secara tidak proporsional.
  1. Potensi yang belum dimanfaatkan dapat diwujudkan melalui alokasi peran dan tanggung jawab yang jelas dalam tiga lini pertahanan
    Sejumlah fungsi pengelolaan risiko non-keuangan (non-financial risk/NFR) mulai bergeser ke arah fungsi lini kedua dan menjadi tantangan besar bagi risiko tata kelola dan desain perusahaan. Yang harus diperhatikan adalah 1) pemisahan peran dan tanggung jawab antara lini pertama dan kedua pertahanan serta peran; dan 2) tanggung jawab antara lini kedua fungsi pertahanan.
  1. Penggunaan metode kerja agile dapat meningkatkan efisiensi melalui penerapan yang konsisten dalam menjalankan bank dan mengubah skenario bank
    Penggunaan metode kerja agile di kebanyakan bank bersifat standar meski ada pula peningkatan pemanfaatan fungsi lini di sejumlah bank lainnya. Beberapa keuntungan berhasil terwujud melalui metode ini.
  1. Tingkat kematangan fungsi risiko yang berbeda membutuhkan solusi khusus untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas
    Perbedaan level kematangan ditentukan oleh tingkat keberadaan dan persyaratan peraturan. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh kemampuan tiap-tiap fungsi untuk menanamkan metode dan proses ke dalam perusahaan.
  1. Pemusatan manajemen model dapat mendorong efisiensi dan membantu meningkatkan ketahanan
    Lebih dari separuh bank yang berpartisipasi dalam analisis tolok ukur CRO menyatakan bahwa mereka memiliki struktur organisasi fungsional menurut jenis kegiatannya. Secara khusus, pemodelan keuangan dan NFR di sebagian besar bank masih dilakukan dalam silo individu sesuai dengan jenis risiko
  2. Menyiapkan pusat pelaporan memberi kesempatan untuk meningkatkan efisiensi fungsi risiko
    Pelaporan risiko di banyak organisasi dilakukan dengan dua pengamatan mendasar. Pertama, dilaksanakan oleh personel yang juga bertanggung jawab atas risiko analisis dan pemantauan. Kedua, dilaksanakan secara paralel untuk tiap-tiap jenis risiko individu.
  1. Risiko ESG menjadi prioritas tinggi untuk CRO dan mengintegrasikan risiko yang muncul secara sistematis pada seluruh fungsi risiko
    Risiko environment, social, and good governance (ESG) menjadi topik yang banyak dibahas untuk CRO. Hasil dari analisis tolok ukur CRO menegaskan bahwa risiko ESG dimasukkan dalam perubahan aktivitas manajemen fungsi risiko.

Analisis tolok ukur CRO yang dilakukan oleh KPMG ini bertujuan untuk memeriksa ketersediaan sumber daya fungsi risiko. Hasil analisis ini diharapkan dapat berkontribusi pada efisiensi perusahaan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh KPMG, dengan judul Risk Transformation And The CRO Agenda. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.