Penulis: Muhammad Zainal Arifin & Riska

Editor: Sekretariat IRMAPA

Forum Manajemen Risiko (FMR) BUMN yang didukung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai tuan rumah webminar, dan Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Indonesia Professional in Audit and Control Association (IPACA), Asosiasi GRC Indonesia, Center for Risk Management & Sustainability (CRMS) Indonesia, serta Risk Resolution, consulting firm bidang manajemen risiko dan audit, menyelenggarakan webinar dengan topik “Risk Maturity Assesment” pada hari Rabu, 5 Mei 2021 pukul 08.00 – 12.00.

Webinar ini membahas tentang penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen risiko, menghadirkan beberapa narasumber, Sekretaris 1 FMR BUMN, Radito Risangadi, dan SEVP Manajemen Risiko PT PLN (Persero), Chairani Rachmatullah, yang menyampaikan paparan dengan dimoderatori oleh CEO Risk Resolution, Fadjar Proboseno. Dalam sambutannya, Ketua Umum FMR BUMN, Doni Muhardiansyah, mengemukakan bahwa tema yang diusung sejalan dengan dan mendukung rencana yang telah ditetapkan oleh Kementrian BUMN (KBUMN) dalam hal pengukuran dan pemetaan tingkat maturitas penerapan manajemen risiko di seluruh BUMN. Selain Ketua Umum FMR BUMN, hadir pula Dewan Pengawas IPACA, Dr. Antonius Alijoyo, dan Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PLN, Shintya Roesli, untuk menyampaikan sambutan.

Melanjutkan sesi sambutan, Radito dalam paparannya menyampaikan asesmen maturitas manajemen risiko merupakan hal penting bagi pemegang saham dan pejabat pengawas, manajemen perusahaan, maupun bagi para talent. Dalam survei yang dilakukan oleh FMR BUMN, 73% BUMN telah melakukan asesmen maturitas manajemen risiko dengan hasil yang sangat beragam. Adapun tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan asesmen maturitas ini antara lain acuan, skala pengukuran, serta taksonomi parameter yang berbeda-beda, komitmen pimpinan yang kurang mendukung, maupun keselarasannya dengan road map penerapan manajemen risiko yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Menurut Radito, Enterprise Risk Management (ERM) merupakan “senjata” untuk memenangkan persaingan, sedangkan model maturitas manajemen risiko adalah rencana untuk menang. Model maturitas manajemen risiko ini dapat menjadi instrumen tata kelola risiko bagi fungsi manajemen risiko untuk melakukan kajian dan evaluasi atas kekuatan dan kelemahan proses manajemen risiko di lingkungan perusahaan, di mana hasilnya dapat dibandingkan dengan referensi praktik terbaik yang diadopsi dan upaya untuk menutup kesenjangan yang ada menjadi dasar dalam perumusan road map penerapan manajemen risiko perusahaan. Hendaknya setiap BUMN memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan upaya pemenuhan kesenjangan secara serius melalui realisasi road map yang ada dan hal ini perlu dipantau keberhasilannya oleh KBUMN. Berkaitan dengan hal ini, Radito menyampaikan bahwa diperlukan kolaborasi antara KBUMN dan BUMN untuk meningkatkan maturitas penerapan manajemen risiko di BUMN agar espektasi dari pihak kementrian dan BUMN dapat diselaraskan.

Pada kesempatan selanjutnya, Chairani menyampaikan peran strategis asesmen maturitas manajemen risiko di PLN mengingat PLN memiliki organisasi yang besar dengan kompleksitas bisnis dan operasional yang harus dijalankan. Disampaikan juga bahwa manajemen risiko berperan sangat penting dalam mendukung kelancaran bisnis dan operasi PLN, di mana berbagai risiko yang dihadapi PLN perlu dikelola dengan baik agar perusahaan tetap bertumbuh dan senantiasa memenuhi public service obligation sebagaimana yang diamanatkan oleh KBUMN. Chairani menjelaskan bahwa fungsi manajemen risiko di PLN telah ada semenjak tahun 2004 yang pada saat lebih banyak difokuskan pengembangan awareness dan perumusan bentuk bagaimana manajemen risiko dijalankan di seluruh lingkungan organisasi PLN dalam bentuk penerapan ERM. Dalam perkembangannya di tahun-tahun selanjutnya, fungsi manajemen risiko PLN menjadi lebih komprehensif, dengan pengaturan yang mendetail, dan penerapannya dilengkapi dengan ketersediaan business continuity plan.

Dengan segala aset yang dimiliki PLN, Chairani menyampaikan, PLN perlu memiliki maturitas dalam mengelola return & risk yang lebih lebih baik dalam mendukun tranformasi digital yang sedang dijalankan perusahaan. Dalam hal ini, berbagai tantangan dalam proses bisnis perlu dipandang sebagai peluang bagi implementasi manajemen risiko untuk berkontribusi dalam perbaikan-perbaikan yang dijalankan. Sehubungan dengan hal tersebut, Chairani menekankan pentingnya PLN memahami maturitas manajemen risikonya dan melakukan asesmen maturitas. Adapun PLN menggunakan model asesmen maturitas manajemen risiko yang berbasis pada ISO 31000, standar praktik terbaik manajemen risiko yang diadopsi PLN dalam penerapan manajemen risikonya, melengkapi model asesmen / penilaian yang dikembangkan dan dijalankan di internal PLN.

Chairani Rachmatullah, SEVP Manajemen Risiko PT PLN (Persero), sebagai salah satu narasumber webminar Forum Manajemen Risiko (FMR) BUMN tanggal 5 Mei 2021.

Sekretaris 1 FMR BUMN, Radito Risangadi, ketika menyampaikan paparannya tentang asesmen maturitas manajemen risiko bagi BUMN.

-o0o-