Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Ketika kita membicarakan masa depan bisnis, kita tak bisa mengabaikan pentingnya faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG). Ini adalah fondasi yang mendasari keberlanjutan perusahaan di dunia yang semakin kompleks ini. Dan di tengah tekanan untuk menangani risiko ini, perusahaan dengan aset captive, yang bisa kita lihat sebagai bentuk perusahaan asuransi internal, muncul sebagai pemain yang menonjol.

Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Marsh, sebuah perusahaan yang sangat dihormati dalam industri asuransi, ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan dengan aset captive cenderung memiliki skor ESG yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki. Ini adalah temuan yang menarik, yang menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara manajemen risiko dan kinerja ESG.

ESG Risk Rating, alat evaluasi yang diluncurkan oleh Marsh pada Maret 2022, menjadi landasan untuk memahami peran perusahaan dalam hal ini. Alat ini memungkinkan perusahaan untuk menilai kinerja ESG mereka dan mengidentifikasi risiko yang mereka hadapi. Dengan demikian, dapat membantu perusahaan dalam memahami sejauh mana integrasi ESG dalam operasi mereka.

Begitu banyak yang bisa dipelajari dari perusahaan-perusahaan dengan aset captive. Mereka terbukti lebih cakap dalam mengelola risiko sosial, terutama dalam hal karyawan dan keberagaman, serta dalam membangun hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggan mereka. Ini menandakan bahwa di dalam perusahaan dengan aset captive, manajemen risiko dan sumber daya manusia berjalan seiring, menciptakan sinergi yang kuat dalam mendukung tujuan ESG.

Kehadiran perusahaan dengan aset captive menunjukkan bahwa ada cara untuk melangkah lebih maju dalam manajemen risiko ESG. Dengan memanfaatkan proses dan protokol yang telah ada, mereka mampu memitigasi risiko dengan lebih baik dan menjadi pembeda dalam pasar yang semakin kompetitif. Penilaian risiko ESG membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja mereka dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dengan lebih efektif.

Kesimpulannya, langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan dengan aset captive membawa manfaat yang jelas dalam upaya mereka untuk menjadi lebih baik dalam manajemen risiko ESG. Ini adalah langkah yang dapat diikuti oleh semua perusahaan yang berkomitmen untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang di tengah dinamika bisnis yang terus berubah.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Marsh pada 6 Januari 2023, dengan judul Companies With A Captive Have Higher Than Average ESG Risk Rating Scores. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.