Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Australia, meskipun tengah berada dalam revolusi global data dan analitika, masih menemui kendala dalam mengadopsi kecerdasan buatan (AI) secara luas. Perusahaan dan lembaga pemerintah di Australia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi AI untuk mendapatkan nilai dari investasi. 

AI, dengan penggunaan analitika canggih termasuk pembelajaran mesin, merupakan kekuatan utama yang akan mengubah berbagai industri dalam dekade mendatang. Investasi global sekitar US$93,5 miliar pada tahun 2022 menunjukkan besarnya potensi AI. Survei menunjukkan bahwa 84% perusahaan merasa AI memberikan keunggulan kompetitif.

AI membawa potensi transformasi dalam empat aspek utama: optimisasi, personalisasi, otomatisasi, dan operasi berbasis prediksi. Contohnya, Woolworths menggunakan algoritma AI untuk personalisasi stok di setiap toko, sementara Endeavour Energy memanfaatkan visi komputer AI untuk memantau aset secara real-time.

Keuntungan finansial AI dapat mencakup pengurangan biaya operasional sekitar 15–30%, dan peningkatan pendapatan 6–10%. Selain itu, implementasi AI melaporkan peningkatan budaya dan kolaborasi, dengan 78% tim yang mengimplementasikan AI melaporkan kolaborasi yang lebih baik.

Dalam konteks pelanggan yang semakin aktif secara digital, AI dapat memberikan pengalaman pelanggan yang personal dan membedakan suatu perusahaan. Adopsi e-commerce yang terus meningkat dan kebutuhan pelanggan untuk pengalaman yang unggul membuat AI menjadi perbedaan signifikan di pasar.

Meskipun potensi AI besar, perusahaan sering kali menghadapi tantangan dalam mengimplementasikannya. Untuk mempercepat proses menuju implementasi yang sukses dan nilai yang berkelanjutan, beberapa langkah kunci perlu diambil, seperti komitmen dan ketekunan kepemimpinan, akses ke bakat berkualitas, fleksibilitas tata kelola lintas fungsional, pemantauan kemajuan, dan pembangunan platform teknologi dan data yang berfokus pada bisnis.

Dewan dan eksekutif di Australia sering merasa ragu-ragu untuk mengadopsi AI secara ambisius karena kekhawatiran akan risiko terhadap data pelanggan dan reputasi. Untuk mengatasi ini, diperlukan pendekatan AI yang bertanggung jawab dengan fokus pada etika, keadilan, dan transparansi. Kepercayaan pelanggan dapat dibangun dengan uji kepercayaan yang sederhana dan manajemen data yang rumit tapi penting.

Penting bagi perusahaan Australia untuk mengatasi dua hambatan utama dalam mengadopsi AI: mengatasi tantangan implementasi dengan memperhatikan faktor keberhasilan kunci dan mengelola risiko serta membangun kepercayaan dengan mengadopsi pendekatan AI yang bertanggung jawab. 

Dalam menghadapi revolusi data dan analitika global, Australia memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalannya dalam mengadopsi kecerdasan buatan. Dengan langkah-langkah konkret dan fokus pada faktor keberhasilan serta kepercayaan pelanggan, perusahaan Australia dapat mengubah potensi menarik AI menjadi kenyataan yang memberikan nilai dan keunggulan kompetitif. 

Artikel ini telah diterbitkan oleh BCG dengan judul Accelerating Australia’s AI Adoption pada 11 Mei 2023. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.