Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Mengelola risiko dengan efektif adalah tentang mengatur seberapa besar risiko yang diambil dengan seberapa besar perusahaan dapat menerimanya untuk mencapai tujuan strategisnya. Tahapan penilaian risiko dan manajemen risiko berkelanjutan melibatkan mengenali area yang rentan (seperti ancaman atau kondisi) dan menentukan kemungkinan dampak pada perusahaan jika risiko tersebut terjadi.

Menurut survei ISACA, 66 persen eksekutif organisasi melihat nilai dalam melakukan penilaian risiko Teknologi Informasi (TI). Namun, frekuensi pelaksanaan penilaian risiko bervariasi. Beberapa melakukan per tahun, beberapa kwartalan, bahkan bulanan.

Mengapa ada variasi dalam melakukan penilaian risiko ketika pemimpin senior menganggapnya penting? Salah satu alasannya, banyak penilaian risiko digabung dengan penilaian kontrol. Keduanya penting tapi berbeda. Penilaian risiko melihat ke depan, mengevaluasi ketidakpastian, sementara penilaian kontrol melihat fakta keberadaan kontrol. Keduanya harus ditangani secara terpisah.

Kurangnya proses identifikasi risiko proaktif di organisasi bisa menjadi penyebabnya. Dalam banyak kasus, risiko baru diangkat lewat audit, bukan melalui proses identifikasi risiko. Padahal, identifikasi risiko yang tepat adalah langkah awal menuju manajemen risiko yang sukses.

Manajemen risiko yang baik membantu perusahaan beroperasi sesuai harapan. Ketika risiko dikelola dengan baik, bisa membawa keuntungan kompetitif dan membuka peluang baru. Analisis skenario membantu memahami risiko dengan lebih baik. Penilaian risiko adalah langkah pertama untuk mengelola risiko dengan sukses dan menambah nilai bagi perusahaan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Getting More Value from Risk Assessments. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.