Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Tantangan global yang berkaitan dengan sumber daya menjadi semakin kompleks bagi berbagai industri. Faktor-faktor seperti lonjakan harga, gangguan rantai pasokan akibat krisis sanitasi dan geopolitik, serta dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan telah menghadirkan risiko yang signifikan. Di sisi lain, regulasi yang semakin ketat dalam pengelolaan sumber daya memberikan sanksi kepada pelaku yang gagal mematuhi aturan, sementara memberikan penghargaan kepada yang menerapkan tindakan proaktif yang mengurangi penggunaan sumber daya.

Model Value Hill

Dalam konteks ekonomi linier, nilai sebuah produk mencapai puncaknya ketika produk tersebut mencapai tangan konsumen. Namun, setiap kali produk dibuang beserta seluruh sumber daya yang digunakan untuk menciptakannya, nilai tersebut dihancurkan. Sumber daya yang digunakan untuk menciptakan produk tersebut, seperti material dan energi, pada akhirnya menjadi limbah. 

Di dalam model ekonomi sirkular, sumber daya dari produk tidak dihancurkan begitu saja, melainkan dimanfaatkan kembali secara bertahap melalui proses daur ulang. Setiap tahap dalam proses ini merupakan peluang untuk mempertahankan nilai dan mengembalikan bahan ke dalam lingkaran produksi.

Perusahaan swasta harus mengembangkan visi bisnis dengan kesadaran sumber daya dan merumuskan rencana ekonomi sirkular yang konkret. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan rencana bisnis mereka, menciptakan ketahanan, dan menjelajahi peluang baru yang mencakup seluruh rantai pasokan, pemangku kepentingan, dan klien mereka.

Selain manfaat yang signifikan, seperti pengurangan dampak lingkungan dan sosial, strategi yang mempertimbangkan sumber daya dan bisnis sirkular juga menimbulkan tantangan. Salah satu tantangannya adalah kurangnya pandangan holistik dan kurangnya metrik tunggal dalam menerapkan ekonomi sirkular. Berikut dua alat inovatif yang akan membantu dalam mengatasi tantangan ini.

Matriks 16 CBS untuk Strategi Perusahaan yang Holistik

Dalam mengembangkan strategi global untuk ekonomi sirkular, perusahaan sering menghadapi kendala, karena banyak inisiatif sirkular saat ini tersebar dalam berbagai inisiatif lokal yang beragam. Strategi yang terfragmentasi ini bisa menjadi hambatan. 

Oleh karena itu, Capgemini mengembangkan 16 Segmen Bisnis Sirkular (Circularity Business Segments/CBS) yang dapat membantu pelaku industri dalam merancang strategi yang lebih terintegrasi. Setiap segmen ini memiliki kasus bisnis tersendiri yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi perusahaan dan wilayah.

Metrik tunggal untuk sumber daya

Saat ini, belum ada indikator tunggal yang mencakup keragaman sumber daya dan tantangan yang berkaitan. Untuk menerapkan strategi dengan kesadaran sumber daya, dibutuhkan ukuran kekritisan yang dapat digunakan sebagai indikator utama kinerja bisnis atau jejak karbon. 

Capgemini menciptakan Faktor Kekritisan Sumber Daya (Resource Criticality Factors/RCF). RCF ini didasarkan pada volume, harga, dan dampak, dan dapat digunakan sebagai faktor harga dan emisi karbon. Alat-alat ini terintegrasi dalam pendekatan yang disebut RACES: Resources Awareness And Circular Economy Strategy/Kesadaran Sumber Daya dan Strategi Ekonomi Sirkular. Dengan RACES dan alat-alatnya, perusahaan dapat mengembangkan strategi sumber daya dan ekonomi sirkular yang kuat.

Pendekatan RACES (Kesadaran Sumber Daya & Strategi Ekonomi Sirkular) terdiri dari empat langkah, yang mencakup visi hingga implementasi. 

Dalam langkah pertama, Kesadaran Sumber Daya/Resource Awareness (RA), perusahaan mengevaluasi visi mereka terkait dengan sumber daya dan mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap risiko sumber daya. 

Strategi Ekonomi Sirkular (Circular Economy Strategy/CES) adalah langkah kedua, yang bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan bisnis tradisional dengan pertimbangan sumber daya. Untuk melihat potensi peluang bisnis sirkular yang relevan, digunakan matriks strategis 16  Segmen Bisnis Sirkular (CBS). 

Langkah ketiga, Quantification Flow, membantu mengukur dan menganalisis peluang bisnis serta implikasinya dalam hal volume, biaya, dan kekritisan sumber daya. 

Langkah terakhir adalah implementasi dan transformasi nyata, di mana strategi yang kuat dijalankan dengan inisiatif percontohan dan penskalaan jangka panjang.

Ketika menghadapi tantangan sumber daya, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dan mempertimbangkan strategi sirkular. Langkah-langkah kesadaran sumber daya, strategi ekonomi sirkular, kuantifikasi aliran, dan implementasi yang kuat merupakan landasan untuk mengurangi risiko sumber daya dalam skala yang lebih besar.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Capgemini, dengan judul RACES: Resources Awareness And Circular Economy Strategy. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.