Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Sejak Rusia menyerang Ukraina, kita telah menyaksikan perubahan besar dalam cara kita memandang sejarah dan dampak buruknya. Professor David Olusoga, dalam kuliahnya di Guildhall, London, membahas kaitan antara sejarah perdagangan budak transatlantik Inggris dan masalah ketidaksetaraan serta pandangan tentang ras yang masih kita hadapi hari ini. Bagaimana sejarah tersebut berkontribusi terhadap ketidaksetaraan dan pandangan ras masih mempengaruhi kita saat ini. 

Saat ini, banyak organisasi mulai mempertimbangkan bagaimana kesuksesan mereka mungkin terkait dengan penderitaan orang lain. Beberapa tindakan yang dilakukan merupakan bentuk simbolis, seperti pengembalian Okukur oleh Jesus College Cambridge ke Kerajaan Benin. Tindakan lain memerlukan aksi yang lebih signifikan ketika kita membahas rasisme.

Namun, banyak aspek sejarah lainnya juga masih relevan. Agresi Putin dapat dilihat sebagai kelanjutan dari Great Game, persaingan sengit antara Rusia Tsar dan Kekaisaran Inggris yang sebagian besar terjadi di Asia Tengah. Selain itu, agresi tersebut juga mencerminkan keinginan untuk menghidupkan kembali hegemoni yang hilang dari Kekaisaran Soviet di Eropa Tengah.

Menurut Edelman Trust Barometer, hanya 44% karyawan yang percaya perusahaan melindungi mereka dari Covid-19 pada tahun 2020, dan 50% berpendapat keuntungan ditempatkan di atas kesejahteraan manusia. Akibatnya, karyawan sekarang memilih untuk pergi. Survei Lace Partners pada musim panas 2021 menemukan bahwa 70% Direktur SDM senior berencana untuk meninggalkan posisi saat ini, banyak di antaranya mengaku stres, kelelahan, dan perasaan kurang terikat secara emosional dengan tempat bekerja mereka sejak pandemi.

Perusahaan semakin dipertanyakan tentang bagaimana mereka berkontribusi pada masyarakat yang adil dan berkeadilan. Pertanggungjawaban sosial mewakili perubahan signifikan dalam cara organisasi memikirkan risiko.

Kita perlu berasumsi bahwa suatu saat, semua bisnis akan dimintai pertanggungjawaban atas dampak yang mereka berikan pada masyarakat dan planet ini. Jika itu terjadi, para manajer risiko harus berada di garda depan dalam memeriksa bagaimana organisasi mereka bekerja, bagaimana bisnis mereka terhubung, membentuk, dan memperkuat masyarakat sipil, serta mengungkapkan biaya tersembunyi dalam model bisnis mereka.

Mengelola risiko di Zaman Penilaian jauh lebih dari sekadar manajemen risiko reputasi; itu memerlukan pemeriksaan menyeluruh dan jelas tentang mengapa hal-hal terjadi seperti yang terjadi, apa artinya hal itu bagi masa depan kita semua, dan apa yang kita lakukan sekarang untuk memperbaiki segala hal.

Artikel ini telah diterbitkan oleh The IRM, dengan judul Managing Risk in an Age of Reckoning oleh Stephen Sidebottom. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.