Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Ekonomi global telah mengalami masa stabilitas dan pertumbuhan setelah krisis keuangan pada tahun 2008. Namun, dua tahun terakhir membawa perubahan besar. Harga komoditas yang tidak stabil, gangguan pada rantai pasokan, serta meningkatnya risiko siber dan data menimbulkan tantangan baru bagi organisasi.

Pendekatan tradisional dalam manajemen risiko, di mana risiko diatasi satu per satu setelah kerusakan terjadi, tidak cukup efektif lagi. Pendekatan ini mungkin berhasil untuk risiko individual, tetapi tidak cukup kuat untuk menghadapi risiko yang melibatkan seluruh organisasi. 

Perusahaan-perusahaan harus beralih ke pendekatan manajemen risiko yang lebih mutakhir, dengan memperjelas kepemilikan risiko, meningkatkan transparansi, dan menerapkan strategi yang komprehensif.

Risiko-risiko di dunia saat ini muncul dengan cepat, saling terhubung, dan bisa memperparah satu sama lain. Oleh karena itu, perusahaan harus menggunakan pendekatan yang holistik, proaktif, dan didasarkan pada pemahaman yang baik tentang risiko. Namun, ada beberapa kesenjangan yang menghambat efisiensi manajemen risiko, seperti kurangnya representasi risiko di tingkat dewan direksi dan keterbatasan dalam mengukur risiko.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat menunjuk seorang Chief Risk Officer (CRO) atau pemimpin yang bertanggung jawab atas risiko keseluruhan organisasi. Mengukur risiko dengan tepat juga penting, karena deskripsi yang kurang jelas dapat menghambat pengambilan keputusan yang efektif.

Selain itu, budaya yang sadar risiko juga sangat penting. Manajemen, dewan direksi, dan pemilik perusahaan harus mempromosikan manajemen risiko sebagai bagian dari keputusan sehari-hari.

Perlu diakui bahwa persepsi risiko dan standar etika bisa berbeda di berbagai wilayah. Oleh karena itu, pendekatan yang inklusif dan beragam diperlukan. Meskipun tidak mungkin untuk menghilangkan risiko sepenuhnya, meningkatkan transparansi dan kesiapan dapat membantu perusahaan menghadapi kesulitan dengan lebih baik.

Artikel ini telah diterbitkan oleh OliverWyman, dengan judul Why Every Company Should Strengthen Its Risk Management. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.