Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Studi menyoroti risiko kehilangan pekerja dan pendapatan sebesar $300 miliar per tahun dalam pergantian akibat tingkat stres tinggi di tempat kerja, terutama dalam industri kesehatan yang rentan terhadap kelelahan. Ditambah isu kesehatan mental yang semakin memburuk akibat pandemi.

Ketahanan, sebagai kemampuan untuk bertahan melalui stres, tidak hanya berkaitan dengan individu atau tim, melainkan juga melibatkan pendekatan holistik untuk membangun lingkungan yang mendukung pertumbuhan di tengah perubahan.

Fokus pada pentingnya ketahanan organisasi mencakup dampak positifnya pada keterlibatan, kinerja, dan retensi karyawan. Studi Gallup menyoroti bahwa tingkat stres tinggi dapat mempengaruhi keterlibatan karyawan. Sebaliknya, tingkat ketahanan yang tinggi meningkatkan dedikasi karyawan terhadap misi dan tujuan organisasi, mempertahankan bakat terbaik, dan meningkatkan pengalaman pasien.

Tenaga kerja yang tangguh juga memiliki peran signifikan dalam perawatan pasien. Mereka terlibat lebih baik dengan pasien dan keluarga, menciptakan pengalaman berpusat pada konsumen yang positif, dan menghasilkan hasil perawatan yang lebih baik.

Stres di tempat kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas, kecelakaan kerja, absensi tinggi, dan penurunan pendapatan. Namun, jika tenaga kerja mengelola stres dengan baik, dapat meminimalkan dampak negatif pada kinerja, dan meningkatkan loyalitas pasien.

Pemimpin dapat menerapkan strategi untuk membangun ketahanan organisasi:

  1. Bangun Lingkungan yang Tepat: Pemimpin perlu menciptakan lingkungan kerja yang aman secara psikologis, di mana karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide tanpa takut akan konsekuensi. Keamanan psikologis memicu kreativitas dan inovasi di antara tim.
  1. Ajukan Pertanyaan yang Tepat: Pemimpin dapat mendorong ketahanan dengan berkomunikasi secara teratur, menanyakan pertanyaan yang relevan untuk mengidentifikasi kebutuhan karyawan dan mengambil tindakan berdasarkan masukan tersebut.
  1. Komunikasikan Tujuan Perubahan: Dukungan terhadap perubahan meningkat ketika karyawan memahami alasan di baliknya. Komunikasi yang terbuka tentang tujuan perubahan mempercepat adaptasi dan adopsi perilaku baru.
  1. Dukung Karyawan dalam Membangun Ketahanan Pribadi dan Profesional: Dorong karyawan untuk mengelola waktu istirahat, cuti pribadi, dan manfaatkan program bantuan karyawan. Pemimpin juga harus memastikan bahwa tugas administratif tidak membebani tenaga kesehatan, memungkinkan mereka untuk fokus pada peran utama mereka.
  1. Pahami Tenaga Kerja: Pemimpin perlu mengenal tenaga kerja mereka dengan baik, memahami motivasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan karier. Pendekatan tersegmentasi membantu personalisasi dukungan untuk meningkatkan ketahanan.

Dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan yang konstan, pemimpin di industri kesehatan perlu mengambil pendekatan holistik untuk membangun ketahanan organisasi dan individu, memastikan kesinambungan, kinerja optimal, dan kesejahteraan karyawan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh HURON dengan judul Building Organizational Resilience. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.