Dalam upaya mengurangi emisi karbon, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) menjadi solusi penting bagi industri yang sulit menghilangkan emisi sepenuhnya. Teknologi ini menangkap CO2 sebelum mencapai atmosfer dan menyimpannya secara aman di bawah tanah. Namun, seperti halnya inovasi lain, CCS juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu diperhitungkan, terutama dalam hal regulasi dan asuransi.
Bagaimana Model Bisnis CCS Bekerja?
Sebelumnya, banyak industri melepaskan CO2 tanpa konsekuensi finansial. Namun, dengan komitmen global menuju net-zero, berbagai insentif dan kebijakan mulai diterapkan agar industri dapat menangkap dan menyimpan emisi mereka.
Model bisnis CCS umumnya terdiri dari tiga tahap utama:
- Penangkapan emisi – CO2 dari berbagai industri dikumpulkan dan dikondisikan agar sesuai dengan spesifikasi penyimpanan.
- Transportasi – CO2 yang telah diproses dialirkan melalui pipa, kapal, atau kendaraan khusus menuju lokasi penyimpanan.
- Penyimpanan – CO2 disimpan secara permanen di lapisan geologi bawah tanah.
Risiko dalam Proses CCS
Meskipun teknologi ini menjanjikan, ada beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan:
- CO2 di luar spesifikasi
- Jika CO2 mengandung terlalu banyak air, dapat terbentuk asam karbonat yang merusak pipa.
- Kandungan oksigen atau zat lain dalam CO2 dapat menyebabkan ledakan atau kebocoran.
- Jika kualitas CO2 tidak sesuai, seluruh sistem dapat terganggu dan memerlukan biaya besar untuk perbaikan.
- Dampak Lingkungan dan Kesehatan
- Kebocoran CO2 dalam jumlah besar dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi manusia dan lingkungan sekitar.
- Pengelolaan dan pemantauan ketat diperlukan agar CO2 tetap tersimpan dengan aman.
Peran Asuransi dalam CCS
Industri asuransi melihat CCS sebagai tantangan baru yang membutuhkan pendekatan khusus. Beberapa tantangan dalam asuransi CCS meliputi:
- Ketidakpastian regulasi dan kontrak – Karena CCS masih berkembang, banyak kontrak yang belum matang sehingga sulit mengukur total risiko dan kewajiban masing-masing pihak.
- Perlindungan terhadap risiko non-kerusakan – Biasanya, asuransi hanya mencakup kerusakan fisik. Namun, dalam CCS, risiko finansial akibat kebocoran atau kegagalan penyimpanan juga harus diperhitungkan.
- Model ekonomi yang kompleks – CCS melibatkan banyak pihak lintas negara dengan regulasi yang berbeda, sehingga asuransi harus dapat mengakomodasi berbagai skenario kerugian.
Teknologi CCS menjadi kunci dalam transisi energi bersih, tetapi memiliki risiko yang perlu dimitigasi dengan baik. Asuransi berperan penting dalam memberikan perlindungan finansial bagi perusahaan yang mengadopsi CCS. Dengan memahami risiko dan menyesuaikan solusi asuransi, industri dapat memanfaatkan CCS dengan lebih aman dan berkelanjutan.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Marsh, dengan judul Why the Risks Posed by CCS Demand an Adapted Approach from Insurers. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.