Dewasa ini, bank berada di tengah perjalanan transformasi risiko selama 15 tahun, menavigasi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh inovasi teknologi. Penelitian tahunan ke-8 mengenai manajemen risiko global oleh EY, bekerja sama dengan Institute of International Finance (IIF), menyelami fokus utama dan tantangan bagi bank selama tiga fase perjalanan transformasi risiko.
Tiga Temuan Utama:
- Transformasi Digital Menyeluruh: Setelah merampingkan struktur dan proses, bank harus mendorong transformasi digital di seluruh perusahaan, mulai dari pelanggan hingga operasional.
- Fungsi Manajemen Risiko harus Berinovasi dan Menjadi Pendorong Pertumbuhan: Fungsi manajemen risiko harus bertransformasi menjadi pendorong inovasi dan pertumbuhan, memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan tersebut.
- Keamanan Siber Mengatasi Regulasi sebagai Prioritas Utama Dewan dan CRO: Keamanan siber kini menjadi perhatian utama dewan dan Chief Risk Officers (CRO), menggantikan perhatian pada masalah regulasi.
Tahapan Transformasi Risiko 15 Tahun:
- Fase Pertama: Memulihkan (Restore): Fase ini terjadi setelah krisis keuangan, berlangsung selama lima hingga enam tahun.
- Fase Kedua: Merasionalkan (Rationalize): Fase saat ini, di mana bank merasionalkan operasional dan mengoptimalkan proses.
- Fase Ketiga: Merevitalisasi (Reinvent): Fase terakhir yang akan datang, menandai perubahan dalam pendekatan risiko.
Lima Tantangan bagi Bank:
- Mengelola Risiko yang Muncul dan Peningkatan Persaingan: Perhatian pada risiko geopolitik, sosial, dan lingkungan meningkat, sementara persaingan semakin intens. Keamanan siber menjadi risiko teratas bagi dewan dan CRO.
- Memimpin Transformasi Digital Manajemen Risiko: Bank harus mengimplementasikan teknologi baru di seluruh perusahaan untuk mencapai perubahan mendasar. Fungsi manajemen risiko harus berubah untuk memantau profil risiko dan mengaktifkan inovasi dengan cara yang lebih pintar, cepat, dan efisien.
- Operasionalisasi Model Tiga Garis Pertahanan: Penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen risiko. Keahlian dalam analitika tingkat lanjut, risiko model, dan area kunci lainnya akan diperlukan.
- Mengelola Risiko Nonfinansial dengan Biaya Efektif: Meskipun kerangka kerja risiko perilaku sudah ada, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuktikan efektivitas dan meningkatkan efisiensi biaya.
- Menjaga Ketahanan dan Melindungi dari Risiko Siber: Bank harus memikirkan ulang apa yang menyusun ketahanan operasional. Peningkatan kualitas data dan pemetaan alur proses perlu ditingkatkan.
Seiring bank bergerak dari tengah ke fase ketiga perjalanan transformasi risiko, mereka akan beralih dari eksplorasi ke implementasi penggunaan teknologi baru secara menyeluruh. Ini akan menantang fungsi manajemen risiko untuk mengubah cara mereka memantau profil risiko bank, mendorong inovasi, dan menggunakan teknik baru untuk menjadi lebih pintar, lebih cepat, dan lebih efisien secara biaya.
Artikel ini telah diterbitkan oleh EY, dengan judul Five Challenges for Banks as They Evolve Risk Management. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.