Penulis:
Fitri Sawitri – Wakil Ketua Bidang Keanggotaan IRMAPA
Budaya Masyarakat 4.0
Revolusi industri 4.0 saat ini telah mengintegrasikan hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat kedalam internet. Komputer dan smartphone menjadi perangkat utama yang dipakai masyarakat dalam berselancar di internet dengan berbagai tujuan. Hasil riset tahun 2020 yang dikeluarkan oleh HootSuite menemukan bahwa rata-rata penduduk Indonesia dalam sehari mengakses internet selama 7-8 jam. Dengan angka ini Indonesia masuk kedalam katagori kecanduan internet yang cukup tinggi, yang angkanya diatas angka global yaitu 6 jam 43 menit per hari. Adapun tujuan mereka mengakses internet adalah untuk keperluan sosial, hiburan dan belanja. Sementara hanya sedikit yang memiliki tujuan untuk kegiatan bisnis atau kegiatan produktif lainnya.
Menurut detik.net selama masa pandemik covid-19 angka rata-rata orang Indonesia dalam mengakses internet naik menjadi lebih dari 8 jam perhari. Kenaikan angka ini disebabkan adanya kebijakan PSBB yang mengharuskan masyarakat belajar dan bekerja dari rumah secara daring. Pada titik ini kita sangat bersyukur akan adanya internet yang sangat membantu kita untuk dapat tetap beraktifitas dimasa pandemic ini.
Budaya hidup baru yang melaksanakan berbagai aktifitas melalui daring disatu sisi telah memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi manusia. Namun disisi lain ada risiko kesehatan yang mengintai yang disebabkan penggunaan gadget atau komputer dengan durasi berjam-jam yang dilakukan setiap hari, yaitu risiko kesehatan mata. Banyak diantara kita tidak menyadari bahwa keasyikan berselancar di dunia maya selama berjam-jam dapat berdampak buruk bagi kesehatan mata.
Kerja mata di Era 4.0
Salah satu dampak buruk yang dapat timbul bagi kesehatan mata kita adalah gangguan kesehatan mata yang disebut Computer Vision Syndrome (CVS). CVS ini sering juga disebut sebagai visual fatigue atau digital eye strain. Istilah ini merujuk kepada terjadinya gejala gangguan kesehatan mata akibat penggunaan perangkat elektronik berbasis computer, seperti laptop, tablet, desktop serta handphone. Rasa lelah atau pegal pada mata, penglihatan kabur atau ganda, mata merah atau kering atau terasa panas adalah beberapa gejala yang sering timbul. Bahkan pada beberapa kasus tertentu gejala ini disertai dengan adanya sakit kepala, leher, pundak dan punggung. Gejala gangguan mata ini dapat terus berlangsung bahkan ketika kita sudah berhenti menggunakan computer. Semakin lama durasi mata bekerja dengan komputer maka akan semakin lama pula mata kita mengalami gejala ini.
Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya CVS :
- Otot mata yang dipaksa untuk fokus pada satu titik dan bergerak dari satu titik ke titik lain di layar computer dalam durasi yang lama.
- Tampilan huruf-huruf dilayar tidak setajam tampilam di media cetak. Kondisi ini memaksa mata untuk bekerja keras untuk dapat fokus membaca huruf-huruf tersebut.
- Kerlip dan silau cahaya yang berasal dari layar menambah beban kerja pada mata.
- Saat menatap layar mata menjadi lebih jarang berkedip, yang berdampak pada terjadinya mata kering.
Kita semua menyadari bahwa kehidupan kita tidak bisa lepas dari computer. Namun demikian kita juga tidak bisa abai untuk memelihara indera pengelihatan kita. Untuk itu kita harus bijaksana dalam menggunakan computer agar kita selalu memiliki pengelihatan yang sehat dan bugar. Berikut adalah beberapa tip yang dapat dilakukan :
- Pastikan pencahayaan tempat saat kita bekerja sudah sesuai., tidak terlalu gelap atau juga terlalu terang. Yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
- Menghindari duduk menghadap atau membelakangi jendela langsung, karena akan mengganggu penglihatan ke layar.
- Menutup tirai jendela, jika sinar matahari dirasa terlalu silau.
- Menyesuaikan posisi layar, untuk mengurangi refleksi cahaya dari jendela atau lampu.
- Mengatur posisi cahaya lampu meja, agar tidak langsung mengarah ke mata.
- Kurangi gerakan menunduk atau menengadah saat bekerja dengan computer.
Sesuaikan letak layar komputer, agar pandangan mata tepat mengarah ke tengah layar dengan jarak 50-70 cm dari wajah gunakan book stand untuk meletakkan buku agar sejajar dengan layar. Jika kita bekerja menggunakan komputer dan buku.
- Pengaturan tingkat terang, kontras dan ukuran huruf sesuai dengan kenyamanan kita. Gunakan screen filter untuk mengurangi kilatan cahaya di layar computer.
- Batasi waktu penggunaan komputer
Sebaiknya, batasi waktu penggunaan gadget termasuk komputer. Selama menggunakan komputer:- Sering kedipkan mata kita untuk melembapkan mata selama bekerja.
- Lakukan kiat 20-20-20, yaitu mengalihkan pandangan dari layar setiap 20 menit untuk menatap objek yang berjarak jauh (sekitar 20 kaki atau 6 meter) selama 20 detik. Dua puluh detik merupakan waktu yang dibutuhkan untuk otot mata akhirnya relaksasi.
- Menjaga kelembaban mata
Untuk mencegah mata kering jika diperlukan gunakan air mata buatan. Obat tetes mata buatan dapat dibeli bebas tanpa resep, namun harus dipastikan obat tetes tersebut tidak mengandung pengawet yang dapat menyebabkan efek samping. - Gunakan kacamata lensa sesuai dengan kondisi mata.
Jika kita memiliki kelainan mata seperti rabun jauh, rabun dekat atau silinder maka sebaiknya kita menggunakan kacamata lensa saat bekerja dengan computer.
Bijaksana dengan mata kita
Gejala CVS umumnya tidak berbahaya dan bersifat temporer. Artinya jika kita mengalami gejala CVS pengelihatan kita menjadi kurang nyaman dan kejadiannya tidak berlangsung lama. Namun demikian bukan berarti kita bisa abai dan bekerja secara sembarangan dengan komputer. Jika gejala CVS terus berlanjut saat kita tidak sedang bekerja dengan komputer dan gejala ini semakin berat sebaiknya segera hubungi dokter spesialis mata.