Dalam era ekosistem terintegrasi, perubahan dalam rantai pasok, interaksi pelanggan, dan cara kerja karyawan telah membentuk kompleksitas baru dan meningkatkan risiko organisasi. Dalam Revolusi Industri Keempat, risiko merambah ke luar struktur bisnis tradisional, mencakup penyedia layanan pihak ketiga dan keempat. Kejadian seperti pendaratan kapal besar Ever Given di Terusan Suez yang menghalangi kanal, menunjukkan bagaimana risiko dari pihak ketiga dapat berdampak dramatis pada perusahaan.
Teknologi telah membentuk cara perusahaan terhubung dan bekerja. Contohnya, komputasi awan yang ternyata tidak menjamin keamanan. Perusahaan sering mengalami serangan siber melalui layanan pihak ketiga, menunjukkan pentingnya memahami dan mengelola risiko pada skala yang lebih luas.
Pertanyaan muncul apakah praktik Manajemen Risiko Terintegrasi masih relevan. Dengan bisnis yang semakin kompleks dan terhubung, kontrol manajemen risiko perlu ditingkatkan, melibatkan kerja sama dengan pemangku kepentingan eksternal. Pendekatan risiko transformatif yang fokus pada identifikasi, manajemen, dan pengurangan risiko di seluruh ekosistem menjadi kunci. Namun, tantangan muncul dalam menjalankan pendekatan ini tanpa mengorbankan produktivitas dan fleksibilitas, terutama dalam industri seperti perawatan kesehatan yang sangat bergantung pada teknologi dan pihak ketiga.
Untuk mengatasi risiko baru, seperti pada sektor perawatan kesehatan, Advocate Aurora Health mengadopsi pendekatan manajemen risiko transformatif. Mereka mengintegrasikan proses manajemen risiko ke seluruh organisasi, menggunakan siklus hidup pengembangan solusi yang aman dan memperhatikan risiko pihak ketiga. Langkah ini membantu mereka secara terus-menerus mengevaluasi dan mengurangi risiko di rantai pasokan.
Kunci kesuksesan dalam manajemen risiko adalah keterlibatan pemangku kepentingan di seluruh ekosistem. Interaksi yang aktif dengan pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal, memperkuat tata kelola, menyempurnakan pendekatan manajemen risiko, memastikan kepatuhan, dan terus meningkatkan proses. Para praktisi risiko ditantang untuk meruntuhkan tembok internal dan eksternal, mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel, dan bersama-sama mengelola risiko di seluruh ekosistem. Jika tidak, kita berisiko terjebak dalam kanal manajemen risiko kita sendiri: tanpa jalan keluar.
Artikel ini telah diterbitkan oleh ISACA, dengan judul Integrated Risk Management in an Interconnected World. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.