Dengan mengintegrasikan lebih banyak data dari berbagai sumber dan mengotomatiskan alur kerja, perusahaan asuransi dapat mengembangkan skor ESG (Environmental, Social, and Governance) yang bermakna untuk menilai dan menetapkan harga risiko. Berikut adalah ringkasannya:
- Pendekatan Tradisional Tidak Cukup: Pendekatan underwriting tradisional tidak memadai untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko kompleks yang disebabkan oleh perubahan iklim. Perusahaan asuransi masa depan perlu mengintegrasikan alat berbasis AI dan machine learning ke dalam alur kerja underwriting mereka untuk memungkinkan harga dinamis, meningkatkan efisiensi, pemilihan risiko yang lebih baik, dan penetapan harga yang lebih menguntungkan.
- Mengambil Peluang ESG: Perusahaan asuransi dapat memanfaatkan ESG sebagai kesempatan untuk mendorong transformasi lebih luas dalam fungsi underwriting mereka. ESG berdampak besar pada industri asuransi, mempengaruhi pengembangan produk baru, strategi investasi, hingga posisi brand.
- Kompleksitas Menilai Risiko Iklim: Underwriter berada di garis depan revolusi ESG, menghadapi kesulitan dalam menilai berbagai risiko dari perubahan iklim. Misalnya, underwriter properti fokus mengurangi paparan terhadap dampak fisik perubahan iklim, sementara underwriter liabilitas mengamati meningkatnya jumlah gugatan terkait ESG.
- Penelitian Terbaru: Penelitian dari Capgemini menunjukkan bahwa sedikit perusahaan asuransi yang telah mempertimbangkan keberlanjutan dalam praktik underwriting mereka. Kurang dari separuh perusahaan asuransi P&C (Property and Casualty) yang mengintegrasikan skor ESG dalam proses underwriting mereka.
- Kebijakan Underwriting ESG: Underwriter membutuhkan kebijakan underwriting ESG yang jelas dan pendekatan yang dapat diulang, distandarisasi, transparan, dan otomatis. Menggunakan data yang lebih kaya dari berbagai sumber dan model prediktif dapat membantu underwriter menilai dan menetapkan harga dengan lebih efektif.
- Peran Asuransi dalam Ekonomi Berkelanjutan: Underwriting yang lebih cerdas adalah salah satu cara perusahaan asuransi dapat berperan proaktif dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan membantu masyarakat mengatasi ancaman terbesar dari perubahan iklim. Ini juga dapat membantu industri mengembangkan solusi penasihat risiko dan pencegahan yang efektif.
- Perjalanan Modernisasi: ESG mendorong kebutuhan transformasi underwriting. Perusahaan asuransi telah lama berupaya mengotomatiskan proses underwriting inti dan mengintegrasikan data real-time dan non-tradisional ke dalam model penetapan harga dan pemilihan risiko mereka. Persyaratan ESG mempercepat upaya ini.
- Skoring ESG: Skor ESG mengukur paparan perusahaan terhadap risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola jangka panjang. Skor ini membantu underwriter dalam membuat keputusan tentang harga dan profitabilitas akun dan portofolio.
- Harga Dinamis: Model skoring yang intuitif dan terintegrasi dalam alur kerja memungkinkan underwriter menilai risiko dan menetapkan harga secara dinamis. Ini sangat berguna untuk risiko kompleks terkait perubahan iklim. Harga dinamis memungkinkan perusahaan asuransi memodifikasi harga sesuai kondisi ekonomi makro, ancaman kompetitif, dan kebutuhan serta preferensi pelanggan yang berubah.
- Langkah-Langkah untuk Mewujudkan Visi:
- Membangun Peta Jalan: Bentuk tim inovasi fokus atau libatkan mitra eksternal untuk mengembangkan visi underwriting jangka panjang.
- Menyiapkan Teknologi: Rancang kemampuan penyimpanan dan penyerapan data serta API untuk mengintegrasikan dengan sistem underwriting inti.
- Prototipe dan Uji Coba: Fokus pada lini produk, sektor, atau geografi spesifik untuk menguji model underwriting baru dan menghasilkan wawasan.
Pada akhirnya, ESG akan menjadi faktor besar dalam asuransi, baik sebagai sumber risiko baru maupun peluang strategis. Pendekatan underwriting baru diperlukan karena risiko terkait iklim berbeda dengan risiko lainnya, memerlukan data yang lebih banyak dan analitik yang lebih kuat.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Capgemini, dengan judul Sustainable Underwriting: How Insurers can Account for ESG Risks and Enable Dynamic Pricing. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.