Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pemberlakuan tarif baru oleh AS dan mitra dagangnya memicu lonjakan harga bahan baku seperti baja, aluminium, dan mesin. Dampaknya: biaya proyek meningkat, rantai pasokan tersendat, dan beberapa pasar mengalami kelebihan pasokan yang menekan harga.

Tarif baru bukan hanya soal AS dan mitranya saja. Dengan globalisasi rantai pasokan, negara seperti Indonesia pun ikut merasakan tekanan mereka.

Efek langsung tarif mungkin bisa dimodelkan, tapi dampak tidak langsung—seperti naiknya biaya konstruksi, margin yang tertekan, hingga perubahan minat investasi—lebih sulit diprediksi. Di sinilah strategi manajemen risiko dan peran manajer risiko jadi semakin penting.

Pelajaran dari Krisis Sebelumnya

Sejarah mencatat, guncangan makroekonomi seperti krisis keuangan 2008, jatuhnya harga minyak 2014, hingga pandemi COVID-19 pernah mengguncang sektor energi. Hasilnya: pemotongan anggaran, gangguan likuiditas, hingga kegagalan aset. Dari sini, kolaborasi erat antara spesialis risiko teknis, broker, dan penjamin emisi terbukti krusial untuk menjaga ketahanan bisnis.

Rantai Pasokan Jadi Titik Lemah

Gangguan logistik, keterlambatan komponen OEM, serta pergeseran investasi asing memperpanjang risiko gangguan bisnis. Hal ini bisa memengaruhi nilai aset, periode ganti rugi Business Interruption (BI), hingga cakupan asuransi. Spesialis risiko teknis perlu memperbarui model BI dan menyesuaikan perlindungan agar tetap relevan dengan situasi terkini.

Tekanan Finansial & Operasional

Operator kilang dan petrokimia menghadapi fluktuasi biaya dan permintaan. Konsekuensinya bisa berupa penundaan pemeliharaan, efisiensi paksa, atau bahkan pengurangan staf. Risiko meningkat jika perawatan berbasis risiko diabaikan, terutama bagi operator kecil yang menunda jadwal pemeliharaan.

Keseimbangan Energi Lama & Baru

Unit pembangkit lama yang ditutup dapat menurunkan risiko kegagalan, tapi proyek energi terbarukan juga menghadapi tantangan harga dan politik. Portofolio energi yang beragam tetap jadi kunci menjaga keandalan sistem.

Peran Strategis Spesialis Risiko Teknis

Kini spesialis risiko teknis berperan dalam penilaian aset, strategi ketahanan, pemodelan skenario, hingga penggunaan alat prediktif. Keterlibatan mereka sejak tahap desain hingga penghentian aset memberi perusahaan energi peluang lebih besar untuk mengelola risiko secara efektif.

Artikel ini telah diterbitkan oleh MARSH, dengan judul Trade, Tariffs, and Supply Chain Shocks: Risk Engineers as Strategic Lookouts for The Energy and Power Sector. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.