Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Hampir dua per tiga investor global menginginkan pelaporan keberlanjutan yang menggambarkan dampak perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Dalam lokakarya bersama World Economic Forum, para investor menekankan pentingnya transparansi ini untuk memahami kaitannya dengan dampak keuangan.

Secara umum, dampak perusahaan tidak selalu terkait langsung dengan nilai ekonomi atau biaya. Tindakan perusahaan yang berdampak negatif pada masyarakat dan lingkungan seringkali menjadi eksternalitas yang harus ditanggung oleh publik, bukan perusahaan. Namun, asumsi ini mulai dipertanyakan karena eksternalitas tersebut cenderung terinternalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan seiring waktu.

Ada kebutuhan mendesak untuk transparansi yang lebih menyeluruh mengenai nilai dan risiko dampak eksternal. Mengukur konsekuensi dari dampak eksternal memerlukan penilaian nilai ekonomi atau biaya dari dampak tersebut. Pengukuran ini memungkinkan perusahaan dan pemangku kepentingan untuk membandingkan berbagai area dan jenis dampak di berbagai bisnis, serta memprioritaskan tindakan yang diperlukan.

Meskipun pengukuran dampak ekonomi dari eksternalitas terlihat jelas, solusinya masih kompleks. Saat lebih banyak perusahaan berupaya mengatasi dampak mereka, kebutuhan akan metodologi standar untuk memperhitungkannya dalam pengambilan keputusan semakin meningkat. Dampak eksternal yang dikelola dengan baik bisa kembali menguntungkan bisnis, dan siklus ini akan semakin cepat seiring meningkatnya informasi yang dimiliki pemangku kepentingan.

Sebagian besar kerangka kerja alokasi modal saat ini tidak cukup untuk merencanakan skenario dampak jangka panjang. Oleh karena itu, langkah penting adalah pengembangan metodologi yang disepakati, terstandarisasi, dan dapat diterima secara global untuk mengukur biaya sosial atau nilai ekonomi dari dampak eksternal. Komponen penting dari metodologi ini adalah koefisien yang menghubungkan indikator kinerja utama keberlanjutan dengan dampak ekonomi terkait manusia dan planet.

Sejumlah perusahaan perintis telah secara sukarela memberikan pelaporan dampak yang terperinci. Dengan makin banyaknya organisasi yang bergabung, kemajuan dalam menentukan kaitan antara nilai ekonomi dan dampak akan semakin cepat terwujud.

Langkah-langkah dalam menilai dampak perusahaan meliputi identifikasi pemangku kepentingan utama dan pentingnya dampak eksternal bagi mereka, serta bagaimana dampak perusahaan dapat menciptakan atau menyelesaikan masalah sistemik seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, ketidaksetaraan pendapatan, ketidakadilan rasial, polusi plastik, atau gangguan pekerjaan akibat teknologi. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan apakah dampak tersebut mempengaruhi arus kas dan akses keuangan perusahaan, baik saat ini maupun di masa depan. Transparansi dalam melaporkan dampak, baik positif maupun negatif, sangat penting bagi setiap perusahaan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PWC, dengan judul Why Impact Matters for Company Valuations. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.