Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Keuangan berkelanjutan di pasar-pasar berkembang mengalami pertumbuhan pesat namun juga membawa risiko. Keuangan berkelanjutan mencakup prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam keputusan bisnis dan strategi investasi. Hal ini semakin populer di pasar-pasar berkembang seiring kebutuhan pendanaan terkait pandemi seperti kesehatan, serta lonjakan peminjaman terkait iklim di Amerika Latin.

Penerbitan utang terkait ESG melonjak lebih dari tiga kali lipat tahun lalu menjadi $190 miliar. Arus dana ekuitas terkait keberlanjutan juga meningkat, mencapai $25 miliar, dengan total aset di bawah pengelolaan hampir mencapai $150 miliar.

Investasi ESG kini membentuk hampir 18 persen dari pendanaan asing untuk pasar-pasar berkembang di luar China, empat kali lipat rata-rata tahun-tahun terbaru. Ini menimbulkan pertanyaan tentang risiko stabilitas keuangan yang mungkin timbul.

Ekosistem ESG di pasar-pasar berkembang tidak hanya tumbuh dalam ukuran tetapi juga melebar ke dimensi lainnya. Obligasi hijau tetap menjadi bagian inti dari ekosistem ini, dengan volume tumbuh rata-rata 20 persen. Namun, instrumen-instrumen sosial dan berkelanjutan lainnya juga semakin penting, mencapai hampir separuh dari total penerbitan pada tahun 2019-2021.

Pasar ESG di luar China semakin dominan, dengan penerbitan yang hampir mencapai separuh dari total pada 2019-2021. Negara-negara seperti Chile, Peru, dan Meksiko juga semakin penting dalam pasar keberlanjutan ini. Beberapa negara berpenghasilan rendah, seperti Benin dan Togo, juga menerbitkan utang terkait ESG pada 2021.

Keuntungan baru-baru ini dalam pasar ESG dapat menjadi peluang penting bagi pasar-pasar berkembang untuk mengakses sumber pendanaan yang lebih stabil dan mengembangkan ekosistem keuangan berkelanjutan yang lebih luas dan matang. Namun, ada risiko yang harus dipantau oleh pembuat kebijakan di pasar-pasar berkembang, serta tantangan yang perlu diatasi.

Risiko stabilitas keuangan termasuk basis investor yang berbeda dibandingkan investor tradisional dan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap kondisi keuangan global. Keberadaan teknologi dalam indeks ESG juga menjadi pertimbangan penting dalam lingkungan kebijakan saat ini.

Kebijakan harus mengarah pada peningkatan arsitektur informasi iklim untuk mendorong penetapan harga risiko yang efisien dan mencegah greenwashing. Perlu ditingkatkan kualitas, konsistensi, dan perbandingan data iklim global serta standar pengungkapan.

Dalam menghadapi pertumbuhan keuangan berkelanjutan di pasar-pasar berkembang, penting untuk mengelola dengan bijak risiko yang terkait. Meskipun investasi ESG menjanjikan akses lebih luas terhadap pendanaan stabil, risiko seperti sensitivitas terhadap kondisi keuangan global memerlukan perhatian khusus. Kebijakan yang kokoh dan koordinasi internasional penting untuk membangun sistem keuangan yang tangguh. Langkah ini mendukung perubahan menuju ekonomi yang lebih hijau dan inklusif di pasar berkembang.

Artikel ini telah diterbitkan oleh IMF Blog, dengan judul Sustainable Finance in Emerging Markets is Enjoying Rapid Growth, But May Bring Risks. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.