Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Selain dampak perubahan iklim dan tantangan geopolitik dan geoekonomi yang semakin meningkat, percepatan laju perkembangan teknologi telah menjadi salah satu faktor utama yang membentuk lingkungan bisnis dalam beberapa tahun terakhir.

Agenda Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) tahun ini di Davos mengakui hal ini dengan mengusung tema “Mengatasi Tantangan Utama Industri Saat Ini dalam Konteks Sistem Baru untuk Memanfaatkan Teknologi Terdepan untuk Inovasi dan Ketahanan Sektor Swasta”.

Perkembangan teknologi dalam setahun terakhir memang menggembirakan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran. Meskipun kecerdasan buatan dan otomatisasi telah mengganggu berbagai industri selama bertahun-tahun, laju perubahan meningkat pada tahun 2022 dengan dirilisnya ChatGPT oleh OpenAI ke publik. Sebagai contoh kecerdasan buatan generatif, bersama dengan penghasil gambar seperti Dall-E, chatbot ini mengesankan semua orang.

Belum jelas jenis tugas apa yang dapat diambil alih oleh alat-alat seperti ini dari manusia – baik sebagian maupun seluruhnya – atau bagaimana tepatnya mereka akan memengaruhi keterampilan yang dibutuhkan oleh orang-orang yang pekerjaannya melibatkan kata-kata atau gambar. Namun yang jelas, terobosan lebih lanjut dalam kecerdasan buatan generatif akan memiliki dampak besar pada evolusi bentuk tenaga kerja modern, dan perusahaan-perusahaan perlu seimbangkan risiko dan manfaatnya.

Kemajuan teknologi pada tahun lalu sudah menunjukkan potensi besar dalam membantu mengurangi perubahan iklim. Kemajuan teknologi juga memungkinkan perusahaan untuk memenuhi komitmen lingkungan. Sementara krisis energi pada tahun 2022 menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil lebih banyak dalam jangka pendek. Hal ini memberikan dorongan baru dalam pengembangan energi terbarukan.

Tahun lalu terdapat sejumlah terobosan yang menjanjikan. Sebutlah metode baru untuk mengubah air menjadi hidrogen dan memproduksi hidrogen terbarukan dalam skala besar. Selanjutnya, ada kemajuan dalam efisiensi panel surya dan momen penelitian yang berpotensi signifikan dalam energi fusi.

Dalam konteks global yang penuh tantangan, terobosan-terobosan ini memberikan dasar optimisme. Selain itu, muncul momentum untuk membentuk jenis kolaborasi yang dibutuhkan dalam upaya mendorong transisi hijau ke depan.

Pada bulan November 2022, Forum Ekonomi Dunia berjanji menyumbangkan USD 12 miliar untuk mendukung teknologi hijau. Gerakan ini bertujuan untuk menggunakan komitmen permintaan untuk merangsang pengembangan teknologi baru, dan mempercepat laju skalanya. Fokusnya adalah pada industri berat – seperti baja, aluminium, dan semen – dan transportasi jarak jauh, sektor-sektor yang bersama-sama bertanggung jawab atas 30% emisi global.

Teknologi baru menciptakan risiko baru serta peluang baru. Contohnya, tahun 2022 menyaksikan peningkatan tajam serangan siber oleh negara-negara terhadap infrastruktur penting negara lain. Biaya tahunan dari kejahatan siber juga terus tumbuh, dan diproyeksikan akan mencapai lebih dari USD 10,5 triliun pada tahun 2025.

Laporan Risiko Global yang baru diterbitkan menilai risiko siber tinggi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan harus mencoba untuk memanfaatkan potensi inovasi sambil melindungi kekayaan intelektual dan data mereka, dan juga berkolaborasi dengan kolega, perusahaan asuransi, dan pemerintah untuk menjaga keamanan sistem secara keseluruhan. Kesadaran tentang keamanan siber perlu menjadi bagian integral dari ketahanan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Marsh, dengan judul The risks and Rewards of Frontier Technologies. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.