Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Terjadinya gempa bumi, termasuk hal-hal yang terjadi setelahnya, dapat merusak nilai properti dan menyebabkan gangguan bisnis. Karyawan yang mengalami kerusakan pada properti pribadi mereka juga dapat mengalami cedera sehingga tidak dapat masuk kerja.

Maka, langkah pertama yang perlu dilakukan setelah gempa bumi di kantor adalah memastikan keselamatan karyawan dan properti yang kita miliki. Ketika perusahaan memulai proses untuk kembali berbisnis dan mempersiapkan diri menghadapi potensi gempa bumi berikutnya, ada beberapa hal yang perlu difokuskan kembali, sebagaimana akan dipaparkan lebih lanjut dalam tulisan ini.

Manajemen Krisis dan Komunikasi

Banyak kota padat penduduk terletak di jalur patahan sehingga mereka menghadapi risiko gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki rencana tindakan yang secara teratur diperbarui serta dapat dilakukan begitu gempa bumi terjadi.

Langkah pertama setelah gempa bumi adalah mengaktifkan tim manajemen krisis dan menerapkan rencana manajemen krisis. Keputusan kebijakan dan strategi juga perlu diputuskan segera untuk mengelola dampak gempa dengan sebaik-baiknya. Yang terpenting, perusahaan harus terus mengikuti informasi dan pengumuman dari pihak berwenang, termasuk kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Perlindungan Karyawan dan Aset Fisik

Karyawan harus menjadi prioritas perusahaan. Setelah itu, perusahaan harus memulai penilaian terhadap kerusakan yang terjadi pada properti dan infrastruktur serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi potensi kerugian lebih lanjut. Pelibatan para ahli dapat dilakukan, seperti yang telah diidentifikasi dalam rencana manajemen krisis atau sesuai kebutuhan.

Jika terjadi masalah aksesibilitas, perusahaan harus membuat pengaturan bagi karyawan untuk bekerja dari jarak jauh. Pertahankan jalur komunikasi yang terbuka dengan karyawan dan pastikan informasi terus berjalan kepada pimpinan, tim tanggap darurat, dan pemangku kepentingan lainnya tentang upaya pemulihan karyawan dan properti.

Pemberian Bantuan Kemanusiaan

Perusahaan sebaiknya bersiap untuk memberikan bantuan kepada karyawan dan keluarga, terutama yang mengalami kerusakan atau bahkan kehilangan harta benda. Pertimbangkan untuk memberikan bantuan fisik, sosial, emosional, dan finansial. Izinkan karyawan yang propertinya rusak untuk mengambil cuti untuk mengurus masalah pribadi.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah panduan klaim dan bantuan kemanusiaan lainnya kepada karyawan yang terdampak. Program ini dapat melengkapi program kemanusiaan perusahaan, dengan menyertakan penasihat yang dapat memberikan panduan.

Kesinambungan Bisnis

Setelah menangani semua masalah keselamatan, perusahaan harus memastikan  bisnis tetap berjalan. Tentukan proses manajemen dan logistik untuk melanjutkan atau melanjutkan dan memulihkan fungsi bisnis yang terganggu. Koordinasi antara kantor pusat perusahaan dan lokasi yang terkena dampak sangatlah penting. Rencana pemulihan harus mencakup pemastian ketersediaan jaringan, aplikasi, dan data untuk mendukung kelangsungan bisnis.

Bagian penting dari perencanaan keberlangsungan bisnis dan manajemen respons adalah memeriksa kondisi pelanggan dan pemasok. Gangguan pada operasi mereka dapat secara signifikan mengganggu operasi perusahaan.

Pertimbangan Asuransi dan Klaim

Bisnis yang terkena dampak juga harus tetap berhubungan dengan pialang, penasihat klaim, dan perusahaan asuransi. Perusahaan perlu melaporkan kerugian aktual atau potensial secara tepat waktu dan segera memulai proses pengumpulan informasi yang mungkin relevan dengan klaim.

Ingatlah bahwa meskipun tidak mengalami kerusakan langsung, gangguan pada rantai pasokan perusahaan dapat berdampak pada operasi. Bisnis juga dapat terpengaruh jika permintaan pelanggan atau akses ke produk dan layanan dibatasi.

Beberapa elemen pertanggungan asuransi properti akan mengharuskan pemegang polis untuk memberikan dokumentasi kerugian yang spesifik. Bukti visual dapat sangat membantu sehingga kita perlu memastikan bukti telah dikumpulkan untuk mendokumentasikan kerugian dan mempercepat klaim.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Marsh, dengan judul “Earthquakes: Response and Recovery” pada 2 Januari 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.