Jumat lalu, 25 Februari 2022, IRMAPA menggelar Kick-Off Meeting Profesi Manajemen Risiko dengan tema “Tantangan dan Peluang Profesi Manajemen Risiko dalam Pencapaian Tujuan Keuangan Berkelanjutan”. Dilaksanakan secara daring, acara ini diisi dengan orientasi dan arahan dari Drs. Ahmad Hidayat, Akt., CA, MBA, seorang anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Charles R. Vorst: Ekonomi dan Ekologi Bisa Semakin Lekat
Ketua Umum IRMAPA, Charles R. Vorst, membuka pertemuan ini dengan memaparkan contoh dari efek keadaan Gray Rhino, yaitu extreme weather risk dan climate action failure. Gray Rhino sendiri digambarkan sebagai suatu kondisi dengan risiko yang sebenarnya telah tampak dari jauh, tetapi sering kali terabaikan.
Akibatnya, kini, perhatian dan ekpektasi publik terhadap aspek perlindungan lingkungan pada bisnis korporasi terus meningkat. Diprediksi, bidang ekonomi dan ekologi akan semakin melekat di masa mendatang. Bukan tidak mungkin pula jika suatu hari nanti, carbon rating akan menjadi sama pentingnya dengan credit rating.
Ahmad Hidayat: OJK Mendukung Pelaksanaan Keuangan Berkelanjutan di Indonesia
Setidaknya dalam dua tahun ke depan, perubahan iklim menjadi tantangan yang bakal dihadapi perkembangan ekonomi. Oleh karenanya, penanganan terhadap risiko perubahan iklim merupakan isu bersama yang membutuhkan kolaborasi pada tingkat global.
Di dalam negeri, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun Roadmap Net Zero Emission 2021-2060 yang berfokus pada pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang masif dan pelepasan (retirement) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara berkala. DI samping itu, PLN—selaku penyedia tunggal listrik di Indonesia—juga telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 yang mencakup transisi dari energi fosil ke energi bersih, pengembangan infrastruktur, dan penerapan teknologi baru yang ramah lingkungan.
Sustainability Development Goal (SDG) di negara-negara berkembang membutuhkan pendanaan mencapai 2,5 triliun dolar AS per tahun. Selain menggunakan dana umum, biaya ini juga ditopang oleh sektor non-pemerintah lainnya, termasuk Sektor Jasa Keuangan (SJK) melalui berbagai skema pembiayaan. Para pelaku di Industri Jasa Keuangan diharapkan memulai adanya program keuangan berkelanjutan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan demi terciptanya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Adapun manfaat Keuangan Berkelanjutan bagi OJK dan Industri Jasa Keuangan di antaranya: 1) meningkatkan daya tahan IJK terhadap risiko lingkungan hidup dan sosial serta pendalaman pasar keuangan; 2) meningkatkan kontribusi IJK dalam penyediaan pendanaan SDG; dan 3) memperluas akses pendanaan bagi masyarakat terdampak perubahan iklim dan menurunkan income gap.
Sebagai bentuk komitmen mendukung pelaksanaan keuangan berkelanjutan di Indonesia, OJK telah mengeluarkan roadmap keuangan berkelanjutan tahap I (2015-2019) dan tahap II (2020-2025). Pada roadmap tahap I, OJK menerbitkan POJK Nomor 51/POJK.03/2017 Tentang Keuangan Berkelanjutan yang mewajibkan LJK untuk menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB). Sementara itu, roadmap tahap II, berfokus pada pembentukan ekosistem Keuangan Berkelanjutan yang komprehensif dengan 7 (tujuh) komponen utama di dalamnya.
Tentu saja, risiko perubahan iklim tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap organisasi harus sudah mulai melakukan transformasi dalam proses bisnis dan investasinya. Oleh karena itu, OJK berharap IRMAPA dapat turut mengambil peran strategik dalam rangka mempersiapkan para anggotanya untuk meningkatkan fungsi Manajemen Risiko di perusahaan masing-masing dalam rangka menuju Sustainability Finance.
Maulana Ibrahim: IRMAPA Siap Mendukung dan Berkomitmen terhadap Roadmap OJK
Menutup acara ini, anggota Dewan Pengawas dan Kode Etik IRMAPA, Maulana Ibrahim, menekankan pentingnya paparan Ahmad Hidayat bagi praktisi Manajemen Risiko agar dapat berkontribusi dalam mendukung pencapaian tujuan Keuangan Berkelanjutan dengan mengacu pada roadmap OJK tahap II.
Sehubungan dengan hal tersebut, IRMAPA siap mendukung dan berkomitmen dalam memberikan usaha terbaik terhadap roadmap tersebut. IRMAPA juga mengundang para anggotanya yang berasal dari beragam sektor serta asosiasi profesi lainnya untuk menciptakan sinergi dan berkolaborasi bersama untuk pembangunan ekosistem keuangan yang berkelanjutan. Tak lupa, seluruh anggota diharapkan mampu memperluas wawasan dan kepekaan terhadap berbagai potensi tantangan yang berasal dari ancaman perubahan iklim dan perubahan lainnya, yang dapat mempengaruhi peluang suksesnya bisnis di masa yang akan datang.