Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pemodelan risiko dan menghitung risiko bukanlah hal baru bagi para profesional. Namun, sekarang hal ini menjadi semakin penting saat perusahaan mencoba mengantisipasi risiko dan bertindak dengan percaya diri.

Perubahan dalam Manajemen Risiko Saat Ini

Dulu, manajemen risiko dianggap sebagai bagian dari tata kelola yang baik. Namun, dengan tekanan dari regulator dan investor yang semakin besar, serta risiko yang semakin terhubung, manajemen risiko kini menjadi perhatian utama para pemimpin perusahaan. Mereka tidak hanya ingin mengurangi risiko, tetapi juga ingin memanfaatkan risiko untuk meningkatkan keuntungan. Para pemimpin perlu memahami bagaimana strategi mereka terkait isu-isu penting seperti perubahan iklim, keamanan siber, keuangan, dan risiko bisnis lainnya bisa dihitung dan dikelola.

Model Lorenz: Menemukan Keteraturan dalam Ketidakpastian

Model Lorenz adalah cara matematis untuk menggambarkan kekacauan yang menunjukkan ada keteraturan dalam ketidakpastian. Setiap risiko saat ini bisa berdampak besar pada bisnis, tetapi hubungan antara berbagai risiko tersebut yang menyebabkan dampak yang lebih luas.

Tiga Perubahan Penting dalam Pemodelan Risiko

  1. Strategi dan Manajemen Risiko yang Terhubung: Sekarang, pelanggan dan pemangku kepentingan mengharapkan CEO dan tim pemimpin untuk memahami risiko melalui perhitungan yang jelas, bukan hanya berdasarkan intuisi.
  2. Data yang Meningkat untuk Menghitung Risiko: Jumlah dan jenis data yang tersedia untuk menghitung risiko sangat banyak. Data dari perangkat seperti sensor IoT membantu memperkaya perhitungan risiko di seluruh rantai nilai.
  3. Hubungan Antar Risiko yang Mengubah Pemodelan: Keterhubungan risiko mengubah kompleksitas pemodelan. Contohnya, invasi Ukraina menunjukkan bagaimana risiko geopolitik terhubung dengan rantai pasokan, pasar keuangan, serangan siber, dan lainnya.

Contoh Risiko Iklim

Risiko iklim mempengaruhi model bisnis perusahaan dan memiliki dampak berlapis-lapis yang harus dipahami oleh perusahaan. Perusahaan harus melihat seluruh area dampak dalam bisnis dan rantai nilai mereka.

Menghitung Risiko untuk Mendapatkan Wawasan

Pemodelan risiko untuk mendapatkan wawasan dimulai dengan membuat model keuangan yang dapat dipercaya, yang mencerminkan strategi, model bisnis, dan faktor-faktor risiko perusahaan. Ribuan input dari berbagai aspek dianalisis untuk mengukur risiko yang sebenarnya. Contohnya, PwC membantu perusahaan pupuk global untuk menilai dampak risiko perubahan iklim pada operasi mereka, dari analisis skenario risiko fisik hingga risiko pajak karbon.

Peran Pemimpin Perusahaan dalam Pemodelan Risiko

Ada dua area di mana pemimpin perusahaan harus terlibat:

  1. Budaya: Pemodelan risiko harus dekat dengan pengambilan keputusan. Seluruh tim pemimpin harus memahami perhitungan risiko di area strategis seperti merger dan akuisisi, perubahan iklim, atau perubahan model bisnis.
  2. Kapabilitas: Investasi dalam keahlian dan kapabilitas baru diperlukan untuk memodelkan risiko secara efektif. Model harus mencerminkan bisnis dan industrinya dengan akurat, membutuhkan sumber daya dengan pengetahuan mendalam tentang industri serta ahli dalam pemodelan.

Para CEO perlu menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang risiko seperti perubahan iklim, keamanan siber, geopolitik, kesehatan, dan lainnya. Dengan cara kuantitatif untuk menilai risiko, para pemimpin dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Wawasan dan transparansi yang lebih besar memberdayakan pemimpin dan tim lintas fungsi, memperkuat budaya risiko yang diinginkan, dan membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh PwC, dengan judul Modelling Risk for C-suite Insight. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.