Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Manajemen Risiko Model (MRM) di lembaga keuangan bertujuan untuk memastikan bahwa model yang digunakan sesuai dengan peraturan, memiliki data berkualitas, dan telah diverifikasi secara konseptual. Namun, aspek penting lain yang sering terabaikan dalam MRM adalah proses pemantauan berkelanjutan. Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan model berfungsi sesuai harapan dan tetap mematuhi peraturan yang berlaku.

Kelemahan dalam pemantauan berkelanjutan dapat berdampak serius. Misalnya, salah satu bank terbesar di AS kehilangan $2 miliar pada tahun 2012 karena penggunaan model Value-at-Risk yang tidak memadai. Model ini menyamarkan risiko, yang menyebabkan keputusan bisnis yang salah dan kerugian besar.

Komponen Utama Pemantauan Berkelanjutan

MRM yang efektif membutuhkan beberapa proses, termasuk pemantauan yang berkelanjutan, untuk memastikan model tetap berfungsi optimal. Pemantauan ini juga mendukung kepatuhan terhadap kebijakan internal serta peraturan eksternal. Berdasarkan panduan dari Federal Reserve (SR 11-7), evaluasi model harus mempertimbangkan perubahan dalam produk, eksposur, dan kondisi pasar untuk memastikan model tetap relevan.

Berikut adalah empat komponen utama pemantauan berkelanjutan:

  1. Input
    Data internal dan eksternal yang digunakan dalam model harus terus diverifikasi untuk memastikan akurasi, kelengkapan, dan konsistensi dengan tujuan model. Penggunaan indikator risiko utama (KRI) seperti Population Stability Index (PSI) dapat membantu mengidentifikasi perubahan populasi data yang memengaruhi hasil model.
  2. Output
    Indikator kinerja utama (KPI) dari model perlu terus dievaluasi untuk mengidentifikasi pengukuran yang kurang optimal dan menyesuaikannya dengan kondisi pasar yang terbaru. KPI yang relevan memungkinkan perusahaan menilai apakah model berfungsi sesuai tujuan.
  3. Penilaian Risiko Model dan Kebutuhan Regulasi
    Penilaian risiko model digunakan untuk mengidentifikasi risiko dari setiap model, serta risiko agregat yang dihasilkan dari seluruh model dalam inventaris. Penilaian ini harus sejalan dengan prosedur validasi model perusahaan dan persyaratan regulasi.
  4. Pelaporan
    Setiap organisasi harus memiliki kerangka kerja pelaporan yang jelas untuk merespons kesalahan model, risiko, atau masalah lainnya. Proses eskalasi yang tepat hingga ke tingkat dewan sangat penting untuk memastikan pengambilan keputusan yang tepat waktu.

Pemantauan berkelanjutan memastikan bahwa struktur tata kelola, kualitas data, dan keandalan konseptual model tetap selaras dengan tujuan dan risiko organisasi. Kelemahan dalam proses ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang besar. Pemantauan yang efektif harus dimulai sejak model dikembangkan dan dilaporkan secara rutin kepada manajemen untuk memungkinkan penyesuaian yang tepat waktu.

Pemantauan berkelanjutan adalah kunci keberhasilan MRM, memberikan transparansi dan membantu organisasi menavigasi perubahan risiko dengan lebih baik. Dengan adanya pemantauan yang kokoh, pemimpin organisasi dapat lebih siap dalam mengantisipasi risiko yang muncul.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Grant Thornton pada 27 Juli 2023, dengan judul Facilitating Ongoing Monitoring in Model Risk Management. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.