Tidak banyak industri yang menghadapi tuntutan manajemen risiko yang lebih besar daripada sektor pertambangan. Tekanan lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG), tuntutan regulasi, dan pencucian talenta menciptakan perpaduan eksposur yang menantang bagi para manajer risikonya.
Tantangan-tantangan ini telah mendorong industri untuk mengembangkan pendekatan holistik terhadap manajemen risiko, dengan mengintegrasikan pertimbangan ESG ke dalam strategi mereka sembari memanfaatkan bantuan teknologi dalam upaya mitigasi.
Lima Risiko Utama
Prakiraan Risiko Pertambangan Australia 2022/23 (The Australian Mining Risk Forecast 2022/23) mengekstraksi pandangan para pemimpin pertambangan dan menyebutkan lima risiko utama yang dihadapi industri ini sebagai berikut.
- Risiko harga komoditas
- Risiko keuangan
- Perang memperebutkan talenta
- Hubungan masyarakat dan izin sosial untuk beroperasi
- Risiko lingkungan, termasuk peraturan baru
Caron Sugars, Kepala Penasihat Risiko Pertambangan di KPMG Australia percaya bahwa kekurangan keterampilan merupakan tantangan besar yang menciptakan risiko intrinsik baru. Pasalnya, perusahaan-perusahaan kesulitan untuk mendapatkan orang yang tepat. Pada saat yang sama, meningkatnya fokus pada ESG menyebabkan peningkatan eksposur di seluruh sektor.
Proses Mitigasi
Dalam hal penanganan risiko oleh industri pertambangan pengalaman pandemi Covid-19 telah memperkenalkan kembali pertimbangan skenario ke dalam ruang direksi. Para direktur dan manajemen pun telah melihat manfaat dari pendekatan dan dampaknya tersebut terhadap profil risiko perusahaan secara keseluruhan.
Pendekatan tersebut menyangkut identifikasi risiko-risiko utama. Dalam hal strategi mitigasi, taktiknya bervariasi. Namun, industri pertambangan telah membangun banyak keberhasilan dalam hal dekarbonisasi sehingga keterampilan manajemen proyek kini menjadi hal yang biasa dalam bidang risiko lainnya.
Masa Depan Sektor Pertambangan
Terkait masa depan sektor ini, Sugars menyoroti keniscayaan adanya risiko dan peluang baru, Namun, sia menyatakan bahwa pada cara pengelolaan risiko akan bergantung pada teknologi. Hal ini memindahkan tanggung jawab atas risiko kepada para manajer yang bertanggung jawab atas risiko-risiko tersebut, alih-alih kepada fungsi risiko grup/kantor pusat.
Hasilnya adalah manajemen risiko yang terintegrasi, bukan spreadsheet yang diperbarui secara terpisah. Artinya, tim risiko grup dan kantor pusat dapat berfokus pada manajemen risiko strategis dan risiko operasional agar dapat secara proaktif mengidentifikasi area-area peningkatan risiko.
Sugars menyimpulkan, manajer risiko akan melakukan analisis akar masalah untuk mengatasi masalah sebelum risiko terjadi. Hal ini menambah nilai strategis daripada menghabiskan sebagian besar waktu untuk pelaporan risiko.
Artikel ini telah diterbitkan oleh Strategic Risk Global, dengan judul “Sector spotlight: how mining companies can manage growing ESG, regulation, and talent risks” pada 13 Maret 2024. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.