Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Pelaporan ESG (Environmental, Social, and Governance) telah berkembang dari sekadar kewajiban menjadi alat strategis untuk membangun ketahanan dan nilai jangka panjang. Selain memenuhi tuntutan regulasi, pelaporan ESG membantu meningkatkan reputasi, menarik investasi, mendorong inovasi, dan membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan.

Pemimpin bisnis masa kini memahami bahwa pertumbuhan tanpa batas bertentangan dengan prinsip keberlanjutan. Dengan semakin besarnya perhatian pada perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan isu tata kelola, perusahaan perlu beralih ke model bisnis yang transparan. Pelaporan ESG yang dulunya sukarela kini menjadi kebutuhan regulasi sekaligus strategi branding.

Tantangan dalam Implementasi ESG

  1. Kompleksitas Kepatuhan: Regulasi global seperti Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD) Uni Eropa dan aturan pengungkapan iklim AS bisa membingungkan perusahaan.
  2. Kendala Eksekusi: Sistem data yang terfragmentasi dan proses manual membuat pelaporan ESG sulit dilakukan.
  3. Risiko Pasar: Pelaporan yang buruk atau kurang transparan dapat merusak reputasi dan kepercayaan investor.

Namun, perusahaan yang mengadopsi praktik ESG dengan baik dapat mengubah risiko menjadi peluang untuk pertumbuhan dan inovasi.

Untuk memaksimalkan manfaat ESG, perusahaan harus mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi inti mereka, termasuk:

  • Memahami Double Materiality: Menilai dampak organisasi terhadap masyarakat dan lingkungan, serta bagaimana dampak tersebut memengaruhi kinerja finansial.
  • Mengoptimalkan Operasi ESG: Mengembangkan sistem yang terukur, menyederhanakan pengumpulan data, dan mengintegrasikan ESG dalam pengambilan keputusan.

Pendekatan ini dapat meningkatkan efisiensi sumber daya, ketahanan operasional, dan kepercayaan pemangku kepentingan.

Pelaporan ESG yang efektif membutuhkan data berkualitas tinggi yang terharmonisasi. Analitik canggih dapat mengidentifikasi pola, melacak kemajuan, dan mendukung pengambilan keputusan, terutama dalam pengurangan emisi dan manajemen rantai pasok. Keberhasilan bergantung pada integrasi data dengan tata kelola yang kuat dan strategi perubahan yang terarah.

Organisasi yang melihat pelaporan ESG sebagai elemen inti strategi, bukan sekadar kewajiban, akan menjadi pemimpin dalam keberlanjutan. Pendekatan proaktif ini memastikan kepatuhan regulasi, seiring dengan mendorong inovasi, ketahanan, dan kesuksesan jangka panjang di pasar yang semakin sadar akan keberlanjutan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Capgemini, dengan judul Unlock Value with ESG Reporting. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.