Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Tahun 2024 membawa berbagai tantangan serius yang dapat mengguncang fondasi ekonomi global. Dalam pandangan risiko ini, The Economist Intelligence Unit mengidentifikasi sepuluh skenario kritis yang dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi dunia.

Skenario 1: Pengetatan Kebijakan Moneter Global Berlanjut

Dengan probabilitas sedang dan dampak tinggi, pengetatan kebijakan moneter global yang berlanjut dapat memicu resesi global dan meningkatkan volatilitas keuangan. Kebijakan tinggi inflasi yang diterapkan sejak awal 2022 dapat memicu peningkatan suku bunga, berpotensi merusak permintaan konsumen dan investasi.

Skenario 2: Perlombaan Subsidi Teknologi Hijau Menjadi Perang Dagang Global

Dengan probabilitas sedang dan dampak tinggi, perlombaan subsidi teknologi hijau dapat memicu perang dagang global. Inisiatif besar dari ekonomi Barat untuk mendorong investasi dalam teknologi bersih dapat meningkatkan ketegangan perdagangan dengan China, memengaruhi rantai pasokan dan harga teknologi hijau.

Skenario 3: Gangguan Rantai Pasokan Global akibat Perubahan Iklim

Dengan probabilitas tinggi dan dampak sedang, kejadian cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim dapat mengganggu rantai pasokan global. Keterkaitan antar negara dalam rantai pasokan membuat industri seperti pertanian, pertambangan, dan manufaktur rentan terhadap gangguan ini.

Skenario 4: Aksi Industri Menyebar, Mengganggu Produktivitas Global

Dengan probabilitas tinggi dan dampak sedang, ketidakpuasan terhadap harga komoditas global, gangguan rantai pasokan, dan inflasi dapat memicu aksi industri yang meluas. Protes dan mogok besar-besaran dapat merambat ke berbagai sektor dan negara, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. 

Skenario 5: Tiongkok Berusaha Mencaplok Taiwan

Dengan probabilitas rendah tapi dampak sangat tinggi, upaya Tiongkok untuk mencaplok Taiwan dapat memicu pemisahan global yang mendadak. Meskipun kemungkinannya kecil, potensi konflik regional dan pemutusan rantai pasokan global adalah ancaman serius.

Skenario 6: Perubahan dalam Pemerintahan AS Merusak Aliansi Global

Dengan probabilitas sedang dan dampak sedang, perubahan dalam pemerintahan AS dapat menyebabkan pergeseran tiba-tiba dalam kebijakan luar negeri. Ini dapat menguji aliansi global dan memunculkan ketidakpastian dalam hubungan internasional.

Skenario 7: Kegagalan Kebijakan Stimulus di Tiongkok

Dengan probabilitas rendah tapi dampak tinggi, kegagalan kebijakan stimulus di Tiongkok dapat menghasilkan peningkatan kontrol negara dan penurunan prospek pertumbuhan. Kebijakan stimulus yang ekstensif dapat menyebabkan ketidakpastian pasar dan mengurangi kepercayaan investor.

Skenario 8: Perang Israel-Hamas Meningkat menjadi Konflik Regional

Dengan kemungkinan sangat rendah tapi dampak tinggi, konflik antara Israel dan Hamas dapat berkembang menjadi konflik regional. Ini dapat memengaruhi pasokan minyak dan memperpanjang tekanan inflasi global.

Skenario 9: Kecerdasan Buatan Mengganggu Pemilihan dan Kepercayaan Politik

Dengan probabilitas sedang dan dampak rendah, peningkatan penggunaan kecerdasan buatan dalam pemilihan umum dapat mengganggu proses demokrasi dan merusak kepercayaan pada institusi politik.

Skenario 10: Perang Ukraina-Rusia Meluas menjadi Konflik Global

Dengan kemungkinan sangat rendah tapi dampak sangat tinggi, perang Ukraina-Rusia dapat meluas menjadi konflik global. Eskalasi yang melibatkan kekuatan nuklir dapat memiliki dampak serius terhadap ekonomi dan kemanusiaan global.

Dalam identifikasi sepuluh skenario kritis ini, The Economist Intelligence Unit memperlihatkan kompleksitas dan kerentanan dalam lingkungan global yang terus berubah. Sebagai pemangku kebijakan, pelaku bisnis, dan warga dunia, memahami dan mengantisipasi berbagai kemungkinan hasil dari skenario-skenario ini menjadi kunci dalam membangun ketahanan dan kelangsungan di tengah ketidakpastian. Sembari berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kolaborasi antarnegara dan adaptasi terhadap perubahan yang tidak terduga menjadi esensial untuk merentangkan jaringan kestabilan global.