Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Dalam survei ketahanan global terbaru McKinsey, terungkap bahwa hanya 31% pemimpin industri merasa siap menghadapi tantangan yang akan datang. Survei ini mencakup lebih dari 300 eksekutif dari berbagai sektor seperti otomotif, dirgantara, elektronik industri, dan semikonduktor.

Temuan Utama:

  1. Pandangan Jangka Pendek vs. Jangka Panjang: Saat ini, banyak pemimpin merasa pesimis tentang prospek jangka pendek perusahaan mereka, terutama karena ketidakpastian makroekonomi, gangguan rantai pasokan, dan isu geopolitik. Namun, mereka sedikit lebih optimis untuk jangka panjang, dengan harapan tren negatif tidak akan terlalu merugikan.
  2. Dukungan Pimpinan Tertinggi: Sekitar dua pertiga dari responden menyatakan bahwa CEO atau eksekutif tingkat atas bertanggung jawab atas program ketahanan. Meski ada dukungan dari pimpinan tertinggi, hanya 31% yang merasa benar-benar siap menghadapi gangguan.
  3. Fokus Terbatas dan Strategi Defensif: Banyak perusahaan lebih fokus pada ketahanan finansial dan operasional jangka pendek. Namun, mereka cenderung mengabaikan dimensi lain seperti inovasi dan ESG. Pendekatan defensif ini, seperti manajemen biaya dan penghindaran risiko, dapat menghambat pertumbuhan jangka panjang.

Strategi untuk Meningkatkan Ketahanan:

  1. Pendekatan Komprehensif: Perusahaan perlu memperluas fokus ketahanan mereka untuk mencakup semua dimensi bisnis, bukan hanya keuangan dan operasional. Memperhatikan aspek ESG dan teknologi juga penting untuk keberhasilan jangka panjang.
  2. Keseimbangan Antara Serangan dan Pertahanan: Perusahaan yang tahan banting sering kali proaktif, mengambil langkah besar seperti mengubah model bisnis atau berinvestasi dalam teknologi baru. Ini memberi mereka keunggulan kompetitif yang signifikan.
  3. Pemantauan dan Adaptasi: Penting untuk menilai dan melacak kemajuan ketahanan secara sistematis. Memantau hasil secara teratur dan membangun kemampuan untuk beradaptasi dengan tren dapat membantu perusahaan tetap unggul.
  4. Komunikasi yang Jelas: Perusahaan harus transparan mengenai kekuatan dan kelemahan program ketahanan mereka, baik di dalam perusahaan maupun dengan pemangku kepentingan eksternal.

Perusahaan yang mengadopsi pendekatan ketahanan yang seimbang, memperhatikan semua dimensi bisnis, dan menggabungkan strategi ofensif dan defensif akan lebih siap menghadapi ketidakpastian dan muncul sebagai pemimpin jangka panjang di tengah perubahan yang terus-menerus.

Artikel ini telah diterbitkan oleh McKinsey pada 8 November 2023, dengan judul Resilience During Uncertainty: What Industrial Leaders Must Know. Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.