Oleh: Haris Firmansyah, SE & Sekretariat IRMAPA

Industri energi saat ini menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kestabilan pasokan bahan baku untuk sistem penyimpanan energi baterai. Lithium-ion adalah teknologi utama yang digunakan untuk penyimpanan energi, terutama di industri otomotif, utilitas, dan pengembang energi terbarukan. Namun, rantai pasokan baterai menghadapi risiko besar yang mempengaruhi biaya, pasokan, serta kepatuhan terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

Risiko Utama dalam Rantai Pasokan Baterai

  1. Risiko Biaya

Harga lithium mengalami fluktuasi yang signifikan, dengan peningkatan drastis dari 2021 hingga 2022. Biaya lithium mencakup sekitar 40% dari biaya sel baterai, sehingga lonjakan harga dapat berdampak besar pada utilitas yang sulit menanggung biaya tambahan.

  1. Risiko Pasokan

Rantai pasokan bahan baku bersifat kompleks dan lintas benua. China mengendalikan sebagian besar pemurnian bahan baku baterai, yang menimbulkan risiko politik. Kekurangan pasokan lithium kronis sudah mulai muncul, dan permintaan yang meningkat untuk kendaraan listrik  dapat melebihi kemampuan perusahaan tambang untuk memenuhi kebutuhan.

  1. Risiko ESG

Ekstraksi dan pemurnian lithium memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Di Amerika Selatan dan China, penambangan lithium membutuhkan banyak air, yang bisa menyebabkan kekurangan air di daerah tersebut. Sementara itu, di Australia dan China, metode penambangan lain menghasilkan emisi CO2 yang tinggi, yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain masalah lingkungan, ada juga risiko sosial seperti pelanggaran hak pekerja, termasuk pekerja anak dan buruh paksa, terutama dalam rantai pasokan bahan baterai lainnya.

Strategi untuk Mengurangi Risiko

Kearney mengusulkan tiga pendekatan strategis utama untuk mengurangi risiko dalam rantai pasokan baterai:

  1. Permintaan dan Kontrak

Mengadopsi persyaratan kontrak terbaik seperti protokol rantai pasokan dan rantai kepemilikan yang sesuai dengan standar pasar terbaru. Transparansi pasokan dan penerapan penalti jika pemasok tidak memenuhi kesepakatan juga penting.

  1. Pengukuran dan Audit

Melakukan audit ESG yang mencakup kunjungan ke tambang dan pemurnian. Menilai risiko sepanjang rantai pasokan dan menyempurnakan respons untuk mengurangi risiko.

  1. Tindakan Strategis dan Reaksi Terhadap Risiko

Meningkatkan daya beli dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lebih banyak pemasok dan membuat kontrak bersama. Selain itu, mendiversifikasi sumber pasokan juga penting untuk mengurangi risiko. Menggunakan alat keuangan untuk mengatasi perubahan harga dan berinvestasi langsung di tambang atau pabrik pemurnian juga bisa membantu menjaga kestabilan pasokan.

Proses ini memerlukan komitmen, tapi manfaatnya besar. Perusahaan dapat mengurangi risiko rantai pasokan, meningkatkan ketahanan, mencapai penghematan biaya, meningkatkan kinerja ESG, dan memenuhi harapan pemangku kepentingan, yang semuanya akan membawa industri menuju pasokan baterai yang lebih andal dan berkelanjutan.

Artikel ini telah diterbitkan oleh Kearney pada 6 September 2023, dengan judul The Beauty of A Full Charge: How Energy Companies Can Power Up Against Supply Chain Risks in Battery Energy Storage Systems (BESS). Artikel selengkapnya dapat dibaca di sini.